Rabu, 10 April 2019

Biografi Sayyid Ahmad Khan; Tokoh Pembaharuan Pendidikan di India

A. Biografi Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan[1] dilahirkan pada tanggal 17 oktober 1817 Masehi dari keluarga terhormat di Kota Delhi yang melalui garis kedua orangtua berhubungan dengan pemerintahan Mughal. Kemudian beliau wafat pada 27 maret 1898 di Aligarh, India.[2]
          Sayyid Ahmad Khan dilahirkan dari rahim seorang ibu yang cerdas dan membesarkan nya dengan sangat baik. Ilmu keagamaan yang sudah tertanam kuat dari keluarganya tentunya memberikan dampak positif bagi kepribadiannya sejak kecil. Walaupun ia dididik berdasarkan prinsip ajaran tradisional kuno, akan tetapi beliau mampu mempelajari kitab suci alquran dan membaca buku-buku pelajaran berbahasa Parsi. Tak heran dengan keahliannya tersebut, beliau memperoleh pendidikan Bahasa Arab, Matematika dan Medis.[3]
        Semenjak ayahnya wafat, kehidupan keluarga Sayyid Ahmad Khan mengalami kesulitan finansial yang mengharuskannya bekerja dari satu tempat ke tempat lain. Bermula menjadi juru ketik di Pemerintahan Kompeni India Timur atas bantuan dari pamannya yang seorang pemimpin kota Delhi pada waktu itu, kemudian menjadi asisten ahli ekonomi di Kantor Komesioner Agra, dan pernah menjabat sebagai Hakim di kota Main Puri walaupun tidak terlalu lama dikarenakan dia harus menyelesaikan cita-citanya sehingga mengharuskannya menetap di  kota Aligarh. Walaupun begitu selama ia bekerja hampir 45 tahun ia selalu dapat mengerjakan pekerjaanya dengan baik dan selalu jujur. Selain menulis, Sayyid Ahmad Khan dikenal sangat mahir dalam hal mengoreksi konsep-konsep agama dan penuntun suatu bangsa, kemudian beliau juga menulis tentang meminimalisir kebencian antara orang Inggris dengan Muslim. Dengan kepribadian yang serba bisa tersebut membuat Sayyid Ahmad Khan aktif dalam kegiatan disegala bidang. Karirnya sebagai seorang penulis membuatnya banyak menghasilkan karya yang dibuat dalam beberapa buku salah satunya yang terkenal yaitu The Causes of the indian revolt. Buku ini telah membuat ia berani secara jujur mengungkapkan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan pemerintah Inggris yang telah menunjukkan kekecewaan di seluruh negeri sehingga dengan buku itu juga yang akhirnya dapat mempengaruhi pemerintahan inggris dalam membuat kebijakan.[4]
            Dari berbagai macam karya yang telah dihasilkannya sebagai seorang penulis, Sayyid Ahmad Khan banyak dijuluki oleh para sejarahwan dan akedemisi sebagai seorang sosialis, pendukung raja inggris, pendidik, pembaharu bidang sosial, bapak pergerakan Pakistan, pendukung bahasa Urdu dan masih banyak lagi. Bagi kalangan muda, ia banyak dihubungkan sebagai pendiri Universitas Muslim Aligarh yang memberikan inisiatif bagi para relawan yang menyetujui visinya tentang pendidikan dan pengajaran khususnya bagi muslim di India. [5]
Dari Universitas Muslim Aligarh yang didirikannya, ia juga membantu memprakarsai pendidikan modern di komunitas Muslim India. Banyak karya-karyanya yang sangat menginspirasi untuk era baru pembaharu islam dan mempelopori pemurnian Islam di India di akhir abad ke 19. Salah satu karya terbaiknya yang paling banyak dirujuk yaitu The Causes of the Indian Revolt.[6]
Sayyid Ahmad Khan merasa terkejut karena ada kelompok dari kalangan Urdu membuat pernyataan pernyataan kontroversial dan isu-isu mengenai Bahasa Urdu dan bahasa Hindi.  Ia menyatakan bahwa sistem pendidikan di India membuat kesimpulan bahwa Bahasa Urdu merupakan bahasa aristokrat sedangkan bahasa Hindi merupakan bahasa vulgar.  Dan sebagian warga muslim menyatakan bahwa Bahasa Urdu sebagai satu alat terpenting yang mengandung arti dan menyimbolkan identitas dan tradisi muslim di India. Artinya Bahasa Urdu itu merupakan simbol dalam kekuatan Islam yang perlu dilindungi dan dikembangkan kembali  jika kekuatan Islam lambat laun semakin  lama semakin menurun.
Sayyid Ahmad Khan sangat jelas mengetahui tentang situasi kaum muslim dan bisa memahami bahwa mengapa orang orang inggris tidak mengertibahwa orang-orang Islam bisa loyal pada pemerintahan Inggris. Kejadian itu terjadi pada dinasti Mughal yang menempatkan orang-orang Islam di bawah tingkatan orang-orang Hindu oleh pemerintahan Inggris itu sendiri sehingga Sayyid Ahmad Khan berpikir mendirikan pusat pembelajaran berbasis model di Universitas Oxford dan Universitas Cambridge dikarenakan herannya ia dengan pemberlakuan sistem pendidikan di negara Inggris sehingga dengan adanya kejadian tersebut ia mendirikan Universitas Muslim aligarh.  Agar tujuannya itu dapat tercapai maka Sayyid Ahmad Khan Harus terlihat fleksibel terhadap pemerintahan Inggris karena dengan mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang ada di Inggris itu akan mustahil terwujud jika tidak ada dukungan dari pemerintahan Inggris itu sendiri.  Dengan adanya hal ini, ia mulai mengamandemen kebijakan bersama dengan pemerintahan Inggris untuk menjamin bahwa pemerintahan Inggris tidak menyamakan setiap muslim dengan argumen yang sama.
Dalam bukunya yang berjudul Pillars of The Empire, pengikut Sayyid Ahmad Khan  masih memegang doktrin-doktrin politik dan sosial yang secara keseluruhan bertentangan dengan semangat Islam dan tidak konsisten dengan vitalitas dan perkembangan Islam.  Dalam buku ini juga Sayyid Ahmad Khan menangkal kebencian yang ditujukan langsung terhadap nabi Muhammad saw.  Dalam buku ini juga yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah Inggris yang tidak baik juga menggambarkan dukungan pemerintahan Inggris terhadap muslim di India.Sayyid Ahmad Khan telah menghabiskan seluruh kehidupannya untuk memajukan muslim dalam banyak bidang. Bahasa Urdu juga banyak dipromosikan karena usahanya dan semenjak ia wafat pada 27 Maret 1898 tidak ada  tidak ada sepeserpun uang yang ia tinggalkan selain dari karya-karyanya untuk kemajuan muslim.[7]

B. Karya Akademik Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan adalah seorang pendidik Islam, ahli hukumdan penulis,  serta pendiri Universitas Oriental Anglo muhammadan di Aligarh, Uttar Pradesh, Indiadan merupakan seseorang yang menginspirasi kekuatan dalam pembaharuan Islam di India di akhir abad ke-19.  Salah satu karyanya dalam Bahasa Urdu meliputi Essays on the Life of Muhammad dan pernyataan-pernyataan tentang Bibel dan alquran.[8]  Ketertarikannya dalam bidang agama, membuatnya memulai sebuah penafsiran dan menulis beberapa volume pernyataan kaum modernis tentang Alquran. Dalam karyanya tersebut juga ia ingin mengharmonisasikan keimanan Islam dengan ide-ide pengembangan ilmu pengetahuan dan politik pada masanya. Di India, Sayyid Ahmad Khan menjabat sebagai Hakim kepala dan menetap di Delhi. Selama ia menetap di sana ia telah menulis dan mempublikasikan sebuah buku teks berbahasa Urdu yang sangat terkenal berjudul Asar-ul-Sanadid. Dalam karyanya ini yang menggambarkan bangunan-bangunan terkenal di India dan menjelaskan seluruh Monumen terkenal di kota Delhi dan sekitarnya dengan catatan-catatan biografi para ulama dan gambaran fiksi yang diasosiasikan terhadap mereka.
Pada tahun 1855 Sayyid Ahmad Khan menetap di Bijnor di tempat ini juga ia menulis sebuah karya mendetail tentang aktivitas revolusi diBijnor setelah meledaknya perang kemerdekaa. Dan ia juga menulis sebuah buku bagaimana meminimalisir pertentangan antara Islam dan Kristen dan isi dalam buku itu ia ingin menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam dan seorang pemeluk Kristen bisa memakan makanan secara bersama-sama jika tidak ada minumankeras,perabotan emas, dan daging babi di meja yang sama.[9]
Keinginan terbesar dalam hidup Sayyid Ahmad Khan adalah pendidikan terlihat ia mulai mendirikan sebuah sekolah di Muradabad dan Ghazipur. Ia bercita-cita membuat lembaga masyarakat ke ilmuwan yang mempublikasikan terjemahan dalam buku teks pendidikan dan jurnal yang ia produksi dalam dua bahasa yaitu Bahasa Urdu dan bahasa Inggris. lembaga-lembaga ini ia dirikan untuk kemanfaatan seluruh warga negara dan dapat dioperasikan secara bersama-sama oleh umat Hindu dan Muslim. 
Sayyid Ahmad Khan kemudian pindah ke Benares sebuah kota di Ganges dengan nilai-nilai keagamaan yang tinggi bagi umat Hindu. Di kota ini beliau ingin mengembalikan Bahasa Urdu bahasa yang telah didukung oleh umat Islam termasuk bahasa Hindi.  Upaya ini dilakukan untuk menempatkan bahasa Hindi atas Bahasa Urdu dalam publikasi masyarakat keilmuan yang diyakininya bahwa pilihan orang Hindu dan Islam harus berbeda. Selama kunjungannya ke Inggris, ia ingin membuat lembaga pendidikan yang besar seperti Cambridge-nya umat Islam.Sekembalinya dari Inggris. Ia membuat suatu komite dan mulai menerbitkan jurnalnya yang terkenal dengan tujuan memperbarui dan menyokong umat Islam.

C. Gagasan Pembaharuan Pendidikan
Sayyid Ahmad Khan ingin membangun sebuah universitas yang dibentuknya dengan ciri khasnya sendiri dilengkapi dengan ide-ide modern dan orientasi dan ia juga menyiapkan blueprint untuk pendidikan tinggi Islam dan meletakkan dasar muhammadan Anglo Oriental yang diadopsi dari Universitas Cambridge.[10]Untuk itu ia meneliti lembaga pendidikan di Inggris dan mengunjungi universitas-universitas di Cambridge dan Oxford. Setelah Universitas Muslim Aligarh yang dibangunnya pada tahun 1920 Sayyid Ahmad Khan mengabdikan sebagian besar energinya untuk mempromosikan pendidikan di kalangan umat Islam. Ia juga mengadakan promosi umum pendidikan barat bagi muslim di India dengan mengadakan konferensi pendidikan muhammadan Anglo Oriental.
Sayyid Ahmad Khan juga membantu umat Islam di India untuk kembali survive.  Prestasi yang sudah dilakukan dan diakui oleh semua orang pada saat itu yaitu kebangkitan moral dan kebanggaan umat Islam di pemerintahan Inggris di India. Kemudian dia memperoleh kepercayaan karena telah berdirinya kembali dinamika umat Islam di India sebagai kekuatan sosial dan politik usahanya untuk kemajuan Islam di India ini memberikan kesan yang luar biasa pada Islam modern. usahanya untuk kemajuan Islam di India ini memberikan kesan yang luar biasa pada Islam modern.  Ia dianggap tidak hanya mengisi kekosongan besar yang tercipta dalam kehidupan masyarakat muslim namun lebih dari itu ia menjembatani kesenjangan antara India abad pertengahan dan modern dan memberikan muslim India sebuah ikatan,kebijakan, cita-cita, pendidikan, prosa dan pendekatan baru bagi persoalan-persoalan individu dan nasional.[11]
Altaf Hussain Hali, mengatakan bahwasanya Sayyid Ahmad Khanmemberikan jasanya terhadap negara, masyarakat dan agama serta menunjukkan karyanya dengan istilah reformasi sedangkan Iqbal memposisikannya sebagai ‘modernis Islam awal’ dari Asia Selatan dan bagi Iqbal Sayyid Ahmad Khan adalah seorang ‘muslim India pertama.[12]
Beberapa penulis Eropa menggambarkan seorang Sayyid Ahmad khan sebagai liberal,progresif atau cerah artinya seseorang yang berupaya untuk menampilkan Islam menjadi agama yang liberal, rasional dan progresif,[13] kemudian penulis lain bernama Ali dan Hakim Sahdin yang berasal dari India mengatakan bahwa Sayyid Ahmad Khan adalah seorang teolog berpengalaman yang menganggap prinsip-prinsip dasar sistem keimanan Islam dan wawasan yang tajam sebagai motif kekuatan besar di dunia, lain halnya dengan Badar mengatakan dan menggambarkan Sayyid Ahmad Khan itu adalah orang pertama di India modern yang mewujudkan pentingnya interpretasi baru tentang Islam yang liberal modern dan progresif.[14]
Ini telah menunjukkan bahwa seluruh energi intelektualitas Sayyid Ahmad Khan ditujukan dan didedikasikan untuk upaya penyelesaian konflik antara agama dan ilmu pengetahuan dan menyatukan kembali agama dan ilmu pengetahuan bagi generasi muda Islam.
Perang kemerdekaan yang terjadi pada tahun 1857membuat kaum muslim merasa terpojok  dikarenakan kebijakan Inggris agar orang-orang Islam bertanggung jawab dalam perang tersebut. Orang-orang Inggris mengambil kebijakan yang tidak manusiawi dalam menghukum kaum muslim karena peran mereka dalam perang padahal nyatanya orang-orang Hindu dan negara-negara lain yang seharusnya sama-sama bertanggung jawab atas peran tersebut Bahkan mereka dilepaskan dan tidak ada tindakan sebagai balas dendam yang diambil terhadap mereka. Pada akhirnya, kaum muslim kehilangan kekuatan kemuliaan dan karakteristik mereka sebagai suatu bangsa termasuk juga kondisi sosial ekonomi dan politik yang semakin memburuk ditambah aset mereka disita dan pekerjaan mereka ditarik. Kaum muslim menganggap mereka tidak perlu belajar bahasa Inggris karena mereka pikir itu akan merugikan agama mereka tapi di sisi lain orang-orang Hindu cepat mengadopsi bahasa Inggris dan gaya hidup barat.[15]
Oleh karena itu, Sayyid Ahmad Khan mendesak umat Islam untuk mempelajari bahasa Inggris bukan hanya untuk kepentingan duniawi saja tetapi itu merupakan salah satu cara yang paling terbaik dalam membela agama Islam dari serangan Barat. Baginya nilai riil dari pendidikan modern Itu dirancang untuk memperbaiki karakter dan moral sosial dan membuat orang Islam lebih baik dengan adanya pendidikan ini.  Beliau juga mengatakan bahasanya orang Islam dapat melaksanakan kewajiban sosial mereka dan bekerja untuk kemajuan dan kesejahteraan komunitas mereka.  Ia berpikir bahwa penyembuhan semua kebodohan ini adalah melalui pendidikan baik itu pendidikan modern dan pendidikan agama dan pendidikan tersebut tentunya akan sangat menguntungkan bagi bangsa muslim dalam jangka panjang.  Intinya bahwa umat Islam harus mengubah pandangan mereka sesuai dengan perubahan zaman dan harus melepaskan sikap negatif mereka dan tekun mengejar pendidikan modern. Dan dengan jelas dia mengatakan bahwa jika mereka tidak mempelajari bahasa Inggris dan tidak tekun mengejar pendidikan modern saatini, maka umat muslim akan ketinggalan dari orang Hindu dalam memperoleh kesejahteraan materi. Sayyid Ahmad Khan itu merupakan tokoh yang mengupayakan pendidikan bagi umat Islam India dan telah mengadopsi pendidikan  Barat Dalam totalitasnya  Demi kemajuan pendidikan untuk kaum muslim di India.[16]

D. Gerakan Pendidikan Aligarh
Kaum muslim India selalu menganggap bahwa Inggris adalah musuh mereka dan menghindari berinteraksi sosial dengan mereka.Situasi ini tentu menciptakan banyak kesalahpahaman antara Inggris dan kaum muslim. Kondisi ini yang membuat Sayyid Ahmad Khan merasa tertekan dengan adanya kondisi sosial dan ekonomi yang menyedihkan dari umat Islam karena sikap ekstrimisme dan Sikap konservatif yang mereka ciptakan sendiri. Kaum muslim berpendapat bahwa Inggris kemungkinan besar akan tinggal di India dan menjadi penguasa, untuk itu kaum muslim harus bersikap lebih lunak terhadap Inggris dan memperluas loyalitas yang diperlukan bagi penguasa negara. Dia juga percaya jika kaum muslim terus melanjutkan kebijakan mereka dalam membenci penguasa Inggris Maka orang-orang Hindu akan mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan orang-orang Inggris. Sayyid Ahmad Khan juga percaya bahwa hanya dengan cara ini umat Islam akan mampu melawan propaganda Hindu dan memenangkan kembali posisi mereka dalam masyarakat.[17]
Sayyid Ahmad Khan juga menyadari bahwa umat Islam akan Tertinggal dalam pendidikan dikarenakan pendekatan konservatif mereka terhadap pendidikan Barat.  Dan dia merasa kondisi kaum muslim tidak akan meningkat kecuali mereka menerima pendidikan bahasa Inggris untuk bersaing dengan Hindu, untuk itu ia memulai gerakannya dengan mencairkan kecurigaan dan kesalahpahaman antara muslim India dan Inggris.[18]

E. Kontribusi Gerakan Aligarh dalam Bidang Pendidikan
Sayyid Ahmad Khan mengambil langkah-langkah praktis untuk melaksanakan rencananya dalam menguatkan pendidikan Islam di India. Salah satu langkah yang dia lakukan yaitu dia mendirikan masyarakat ilmiah di Ghazipur pada tahun 1864 dan menerbitkan sebuah jurnal yang dikenal dengan ‘jurnal Institut aligarh’ dan menerjemahkan karya-karya modern dari Bahasa Inggris ke Bahasa Urdu dan Persia agar masyarakat lebih mudah untuk memahami karya-karya yang telah dia hasilkan.  tujuan utama dari terbitkannya jurnal ini yaitu untuk membangkitkan niat baik dan persahabatan di antara warga Inggris terhadap umat Islam.
Langkah seterusnya yang ia lakukan dalam rangka penguatan pendidikan Islam yaitu ia tinggal di Inggris bersama dengan anaknya yang memperoleh beasiswa selama dua tahun.Ia juga mengawasi secara ketat sistem pendidikan di Inggris. Ia begitu terkesan dengan sistem pendidikan yang ada di Universitas Cambridge dan Universitas Oxford. Kemudian ia mengambil keputusan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan seperti pola Universitas Oxford dan Universitas Cambridgeketika ia kembali ke India.[19]
Pada tahun 1870 Sayyid Ahmad Khan kembali dari Inggrisdan mendirikan Yayasan aligarh dari Muhammadan Anglo Oriental (M.A.O) College dengan pendidikan siswa yang tidak terbatas hanya pada ruang kelas tetapi juga termasuk kegiatan kegiatan ekstrakurikuler.Selain itu loyalitas kepada pemerintah Inggris adalah bagian yang penting dari salah satu program beliau karena ia menyadari bahwa niat baik Inggris sangat penting bagi umat Islam untuk melindungi mereka dari keunggulan umat Hindu baik secara hitungan angka angka maupun dalam pendidikan.
Di bawah kepemimpinan Sayyid Ahmad Khan,M.A.OAligarh menjadi lembaga pendidikan residensial yang baik perkembangannya dimana perhatian khusus diberikan untuk pembentukan karakter siswanya dan pendidikan agama diwajibkan bagi siswa muslim dan seluruh penghuni asrama muslim untuk salat lima kali sehari terkecuali alasan tertentu dan untuk berpuasa di bulan Ramadhan.
Dengan dibentuknya MAO College, Aligarh menjadi pusat kegiatan sosial budaya dan pendidikan Islam. Disini mahasiswa Muslim Tidak hanya mendapat pengajaran dalam bidang seni dan ilmu modern tetapi juga mengembangkan rasa persatuan dari kesatuan budaya dan identitas agama.[20]Terdapat beberapa faktor penting yang dibuat oleh Sayyid Ahmad Khan dalam kebijakan pendidikan yaitu kemajuan pengetahuan modern, pemeliharaan prinsip-prinsip Islam,  upaya untuk membawa opini publik muslim bersamanya,  dan bekerjasama dengan semua komunitas India lainnya khususnya komunitas Hindu.[21]

F. Tujuan dari Kongres Pendidikan Muhammadan
Ada 6 tujuan dari Kongres pendidikan Muhammad dan yaitu agar ilmu pengetahuan Eropa dan sastra diajarkan pada tingkat tinggi,  untuk penelitian karya-karya kuno muslim dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, untuk menerjemahkan karya-karya dan tulisan tulisan penulis sejarah muslim, untuk penelitian pada karya-karya dunia modern, untuk menawarkan interpretasi baru atas karya-karya kuno dalam cahaya modern dan untuk menjaga nilai-nilai Islam dan propagasi mereka.[22]

G. Capaian-capaian Sayyid Ahmad Khan.
Pencapaian terbesarnya adalahpendidikan Aligarh yang secara khusus merupakan sebuah usaha pendidikan. Ia juga banyak mendirikan sekolah-sekolah seperti Gulshan, Victoria masyarakat ilmiah, dan sekolah Anglo Oriental Muhammadan.Selama itu juga Ia mempelajari sistem pendidikan Inggris dan mengapresiasi sistem yang diterapkan itu. setelah itu ia juga membuat SMA MAO dengan pola British Boarding School dan dia juga membuat sebuah perguruan tinggi diAligarh dan memainkan peran besar dalam mensejahterakan umat Islam di Asia Selatan.

H. Universitas Muslim Aligarh
Universitas Muslim Aligarh merupakan universitas yang paling tinggi kontribusinya terhadap pembangunan bangsa diantara universitas-universitas yang ada di India.  Universitas Muslim aligarh mempunyai lima Sekolah Tinggi termasuk satu sekolah bagi siswa berkebutuhan khusus secara visual dan dua Sekolah Menengah Atas untuk anak laki-laki dan perempuan.  Universitas ini juga memiliki lebih dari 30000 siswa sekitar 1400 guru dan 6000 staf dan guru di daftarnya.  Universitas Islam aligarh memiliki 12 fakultas yang terdiri dari spektrum yang luas dari berbagai disiplin ilmu dan 18 Kedung kediaman dengan 73 asrama. Universitas ini menawarkan 325 program studi.[23]
Sebuah universitas tentunya menjadi batu loncatan bagi para akademisi dan intelektualitas untuk bangkit and intellectual suatu bangsa.  Dengan adanya Universitas Muslim aligarh ini dapat terciptanya produk dari usaha umat Islam sendiri dan usaha dari pihak lain dan tentunya juga mungkin mengklaim bahwa kemerdekaan negara berdaulat Pakistan lahir di Universitas ini.

I. Perguruan Tinggi Perempuan
Setelah mendirikan muhammadan Anglo oriental college Sayyid Ahmad Khan dan rekan-rekannya di universitas aligarh mulai menyadari perlunya pendidikan untuk perempuan.  dengan diadakannya sidang eksekutif tahunan konferensi pendidikan Islam yang diadakan di Aligarh. maka dibuatlah gagasan untuk memulai sekolah sekolah anak perempuan di semua ibukota negara.  Disepakati bahwa ulama akan berkonsultasi dalam mengembangkan kurikulum sekolah dalam mata pelajaran ilmu modern dan ilmu sosial yang akan dimasukkan juga di dalam silabus.
Dengan kepemimpinan Syekh Abdullah membentuk gerakan pendidikan perempuan dan memainkan peran yang sangat penting bagi masa depan pendidikan perempuan di India.  Banyak tantangan yang dihadapi dari lapisan masyarakat tetapi Dengan semangatnya dan komitmen yang tinggi akhirnyai terbayar dan berhasil untukl memulai sekolah anak perempuan dengan 5 siswa dan 1 guru di sebuah fasilitas yang di sewa di kota Aligarh.
Saat ini total sekitar 2699 siswa yang terdaftar di perguruan tinggi perempuan.  Dan perguruan tinggi ini memiliki alumni-alumni yang sejajar dengan sesama alumni Universitas mereka di semua lapisan bidang pendidikan olahraga dan tradisi hidup yang ada di Universitas Muslim Aligarh.  Ada daftar panjang alumni terkemuka yang lulus dari perguruan tinggi perempuan ini Dan memiliki reputasi yang relavan di kehidupan mereka.  Alumni alumni ini juga bergabung dengan sastrawan terkemuka  yaitu seorang penulis, pembuat sketsa biografi, artis pelukis terkenal, seorang aktris terkenal dan penulis bahasa Hindi yang juga tergabung dalam satu kelompok alumni yang sama.[24]

J. Anjuman-i-himayat-i- Islam
Tidak semua tujuan yang dilakukan oleh Sayyid Ahmad Khan beserta pengikutnya dapat tercapai dan dampak dari gerakan aligarh ini juga tidak boleh diabaikan. Asosiasi dan lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia mendirikan sebuah perkumpulan untuk pendidikan barat bagi pemuda Muslim salah satunya muslim di Punjab yang memiliki Pemikiran yang sangat terbuka dalam program Reformasi dan modernisasi. kaum muslim ini menyambut hangat kebijakannya menghadapi Inggris mereka mengikuti rekomendasi dari Inggris untuk mendirikan perguruan tinggi untuk pendidikan barat dan mengirim lebih banyak siswa ke Universitas Muslim aligarh dari berbagai provinsi yang ada di India. Di bawah pengaruh kongres pendidikan Muhammadan Anjuman-i-himayat-i-islamyang merupakan organisasi Islam yang kuat dan berpengaruh juga didirikan di Lahore. Organisasi ini tidak hanya mendirikan sebuah perguruan tinggi untuk pendidikan barat bagi anak laki-laki tetapi juga mengembangkan kegiatannya untuk pendidikan perempuan.[25]



K. Universitas Osmania Hyderabad
Setelah suksesnya kemunculan Universitas Muslim aligarh,  maka didirikan kembali sebuah universitas osmania yang ada di Hyderabad.  Universitas ini juga mendapat dukungan yang besar Dalam pengajaran dan ilmu pengetahuan. Osmania lebih awal memulai nya dengan perguruan tinggi kedokteran dan teknik dengan skala yang tinggi tetapi berbeda dengan universitas aligarh yang terlambat dalam mendirikan perguruan tinggi kedokteran. Universitas osmania ini juga didukung oleh pemimpin seperti Sayyid Ahmad Khan yang bernama Sir Ros masuk  yang bekerja sebagai Direktur pendidikan dI Hyderabad serta menata ulang sistem pendidikan dalam memenuhi kebutuhan mendesak di masa itu.[26]

L. Universitas Islamia Peshawar
Universitas Islamiah peshawar merupakan universitas yang terkenal karena cara pandangnya yang kaku dan Ortodok.  Universitas ini juga didirikan oleh Sayyid Ahmad Khan seorang muslim sejati yang sangat mencintai rakyatnya dan tidak kenal lelah melayani mereka. Gagasan tentang Darul Ul-ulum atau rumah belajar untuk warga muslim perbatasan dirancang oleh Ustad Abdul qoyyum Khan dan teman Inggrisnya Sir George Olaf Roos-Keppelin. Roos Keppel melakukan kunjungan resminya ke SMA Islamiah Peshawar dan diterima oleh sekumpulan muslim terkemuka disana mereka menekankan perlunya pendidikan tinggi di daerah terbelakang wilayah Pathan.[27]

M. Jamia Millia Islamia
Merupakan sebuah institusi yang semula didirikan di aligarh pada tahun 1920 dan memiliki sejarah pertumbuhan zamia dari institusi kecil menjadi universitas pusat yang terletak di New Delhi.  Universitas ini memiliki kisah antusiasme ya Kinan dan Ilham dari seseorang yang bekerja melawan segala rintangan dan melihatnya tumbuh selangkah demi selangkah.




N. Relevansi pemikiran Sayyid Ahmad Khan terhadap pendidikan Islam kontemporer

Gagasan Sayyid Ahmad Khan dalam pembaharuan pendidikan bagi umat Islam di India telah memberikan gambaran dan arah yang sangat penting untuk terbukanya pemikiran umat Islam pada masa kini terutama di Indonesia tentang bagaimana Pentingnya kegiatan kegiatan ilmiah agar para akademisi terus menggali, meneliti, mencari, mengkaji secara terus menerus dan berkelanjutan dalam upaya menemukan platform yang paling tepat dan sesuai untuk kondisi lembaga pendidikan Islam di Indonesia di era global saat ini. Dasar dari perubahan ini dasar dari perubahan ini terdiri dari seluruh aspek, unsur-unsur dan komponen-komponen yang ada di lembaga pendidikan tinggi islam di indonesia dan peran pemimpin menjadi sangat penting untuk pembaharuan ini. 
Gagasan-gagasan yang telah dibuat oleh Sayyid Ahmad Khan di masanya sangat sangat ideal diterapkan terutama bagi perbaikan pola pikir masyarakat Islam agar tidak menutup diri dan menaruh curiga atas usaha-usaha kerjasama yang hendak dan sedang dilakukan Demi kemajuan dalam bidang pendidikan Islam itu sendiri.  Karena umat Islam dalam hal pendidikan sangat jauh Tertinggal dibandingkan dengan pendidikan yang ada di barat.  Walaupun orang Barat atau orang asing dalam hal pendidikan menguasai berbagai bidang kehidupan di nusantara ini dengan cara-cara yang tidak dibenarkan namun semua kemajuan dan kesejahteraan yang mereka miliki adalah karena pengetahuan, pengalaman praktis dan hasil dari sistem pendidikan yang mereka anut. Sebaliknya dengan logika yang sama seharusnya para Pimpinan lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia harus banyak belajar dan memperbaiki sistem pendidikannya terutama dari sistem pendidikan negara lain yang telah maju.
Disini kita dapat melihat dari beberapa gagasan Sayyid Ahmad Khan bahwasanya beliau adalah seseorang yang berpandangan bahwa seorang muslim seharusnya berteman dengan bangsa asing  jika mereka ingin memperoleh kembali hak-hak mereka. Untuk mencapai hal itu iya melakukan banyak hal Untuk menyakinkan Inggris bahwa muslim tidaklah menentang mereka. Selain itu Sayyid Ahmad Khan meminta umat Islam untuk mengurangi partisipasi politiknya sehingga mereka lebih fokus dalam menganyam pendidikan yang modern.
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan memberikan peluang bagi umat Islam modern untuk memikirkan serta membandingkan persoalan-persoalan yang dihadapi di massanya dengan apa yang terjadi terhadap pendidikan kontemporer.  Umat Islam di Indonesia dapat bangkit kembali selama menyempatkan diri mereka untuk mengubah perilaku dan pola pikir. Perilaku itu terkait dengan gaya hidup yang cenderung statis dan tidak dinamis serta masih menutup diri dan seringkali menghindar akan hadirnya perubahan-perubahan. Disamping itu Sayyid Ahmad Khan melihat pendidikan  Hindu yang ada di India bukan serta merta karena terjadi begitu saja melainkan orang-orang Hindu adalah orang-orang yang mau belajar dengan menggunakan pola pendidikan modern Inggris terbuka dan mau berteman dengan orang-orang asing mau mempelajari dan menguasai bahasa asing hindu yang ada di india bukan serta merta karena terjadi begitu saja melainkan orang-orang hindu adalah orang-orang yang mau belajar dengan menggunakan pola pendidikan modern inggris terbuka dan mau berteman dengan orang-orang asing mau mempelajari dan menguasai bahasa asing sehingga pemerintah inggris lebih senang menjadikan mereka pegawai pemerintahan dibandingkan muslim yang ada di india di mana pendidikan mereka dikenal sangat konservatif dengan pola pendidikan yang masih ortodok sekali itu.  Merosotnya pendidikan kaum muslim yang ada di India karena mereka tidak dipersiapkan untuk belajar bahasa Inggris,  sehingga kondisi sosial ekonomi dan politik Mereka pun memburuk dan mengakibatkan mereka kehilangan kekuatan, kemuliaan dan ciri khas mereka sendiri sebagai suatu bangsa.
Perbandingan dalam pendidikan itu juga idealnya perlu dipikirkan bersama untuk memperbaiki kondisi pendidikan Islam di Indonesia saat ini. Perlunya keterbukaan terhadap hal-hal baru tanpa mengesampingkan norma norma dan prinsip hidup umat muslim,  mencari dan memiliki akses seluas-luasnya terhadap lingkup pendidikan di dunia modern dan mengupayakan kerjasama yang memiliki manfaat bagi pengembangan dan pemberdayaan pendidikan Islam di Indonesia dan perlunya menyegerakan upaya penggabungan kurikulum agama kurikulum umum dansistem pendidikan modern dari barat.[28]

SIMPULAN

Sayyid Ahmad Khaadalah salah seorang tokoh pembaharuan pemikiraIslam pada Abad ke-18 di India. Dia mempunyai kreatifitas intelektuayang tinggi, luas dan ikut memperkaya khazanah intelektuaIslam. Pemikiran Sayyid Ahmad Khan dalam aspek  pendidikan muncul dalam bentuk menyatukan sistem pendidikan modern dengaajaraIslam.
Sedangkan dalam bidang pendidikan Sayyid Ahmad Khan termasuk salah seorang yang memiliki jasa besar terhadap bahasa Urdu. Ia juga menanamkan pengetahuan barat bagi siswa serta tetap mengingatkan mereka akan warisan dan budaya Islam. Dengan munculnya modernisasi Islam mempengaruhi perkembangan sikap dan pendekatan komunitas Muslim terhadap Barat.
Sebagai muslim India pertama, ia memberikan orientasi penyegaran Islam dan bekerja keras untuk membentuk generasi yang mempunyai intelektual melalui gerakan Aligarh untuk itu ia mendirikan Sekolah Muhammadan Anglo Oriental College (MAOC) di India, karena dalam visinya menekankan perlunya reformasi pendidikan yang menggabungkan kurikulum modern, disahkannya perubahan hukum dan sosial serta kontribusi terhadap pembentukan gerakan kemerdekaan anti-kolonial.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A., 1970, Islamic Modernism in India and Pakistan 1857-1947(New York: Oxford University
 Press)

Ahmad, Syed Sami, 2002, Sir Syed Ahmad Khan the Saviour of Muslim India (Karachi: Royal Book
 Company)

Al Biruni, A.H., 1950, Makers of Pakistan and Modern Muslim India (Lahore: Sheikh M. Ashraf)

Al Rasyidin, 2016, Falsafah Pendidikan Islam : Menguak Nilai-nilai Pendidikan dalam Tradisi Islam,        (Medan: Perdana Publishing)

Ali, Fayyaz, Shahzada, Gulap dan Faqir, Khan, 2011, The Legacy of Sir Syed Ahmad Khan in the Field of
 Education, (Mediteeanean: Journal of Social Science, Vol. 2, No. 3)

Asmuni, Yusran, 1995, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,)

Baha, Lal, 1978, “N.W.F.P. Administration undre British Rule 1901-1919, “in National Commission on
 Historical and Cultural Research Islamabad

Barbara, M.D, 1982, Islamic Revival in British India: Deoband, 1860-1900, (Karachi: Royal Book
 Company)

Copra, P.N.,1988, Indian Muslims in Freedom Struggle (New Delhi: Criterion Publications)

Dar, B.A., 1957, Religious Thought of Sayyid Ahmad Khan (Lahore: Institute of Islamic Culture)

Gale, Thompson, 2004, Encyclopedia of Islam and the Muslim World

Glasse, Cyril, 2001, The New Encyclopedia of Islam, (Altamira Press)

Hafeez, 1980, Moslem Nationalism in India and Pakistan (Lahore: People’s Publishing House)

Hamid, Abdul, 2010, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia)

Low, S., 1906,a Vision of India (London: Smith & Elder)

Malik, H, 1963, Moslem Nationalism in India and Pakistan (Washington DC, USA)

Sani, Abdul, 1998, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta : PT
 Grafindo Persada)

Suhami,et.al,SejarahDunia,(Bukit Tinggi:NV.Kejora,1974),Jilid.III

Troll, C.W., 1978, Sayyid Ahmad Khan: a Reintepretation of Muslim Theology (New Delhi: Vikas
 Publishing House)

Qureshi, I.H., 1967, a Short History of Pakistan (Pakistan: University of Karachi)



[1] Cyril Glasse, The New Encyclopedia of Islam, (Altamira Press, 2001), h. 23
[2] Thompson Gale, Encyclopedia of Islam and the Muslim World (2004), h. 217. Lihat: Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam : Menguak Nilai-nilai Pendidikan dalam Tradisi Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 215
[3] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam,  Ibid, h. 215
[4] Ibid, h. 216
[5] Ibid, h. 216
[6] Ibid, h. 216
[7] http://storyofpakistan.com/sir-syed-ahmad-khan
[8] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 217
[9] M.D Barbara, Islamic Revival in British India: Deoband, 1860-1900, (Karachi: Royal Book Company, 1982), h. 317-318
[10] A. Ahmad, Islamic Modernism in India and Pakistan 1857-1947  (New York: Oxford University Press, 1970), h. 37
[11]  A.H. Albiruni, Makers of Pakistan and Modern Muslim India (Lahore: Sheikh M. Ashraf, 1950), h. 12-13
[12]  C.W. Troll, Sayyid Ahmad Khan: a Reintepretation of Muslim Theology (New Delhi: Vikas Publishing House, 1978), h. 18,19,26,257.
[13]S. Low, a Vision of India (London: Smith & Elder, 1906), h. 282
[14] B.A. Dar, Religious Thought of Sayyid Ahmad Khan (Lahore: Institute of Islamic Culture, 1957), h. 113,247,248,264
[15] H Malik, Moslem Nationalism in India and Pakistan (Washington DC, USA, 1963).
[16] Fayyaz Ali, Gulap Shahzada dan Khan Faqir, The Legacy of Sir Syed Ahmad Khan in the Field of Education, (Mediteeanean: Journal of Social Science, Vol. 2, No. 3, September 2011), h. 509
[17] Fazale Kareem Publisher, Sir Syed Ahmad Khan Reformer and First Protagonist of Muslim Nationalism, in Composing Centre Karachi, 1972
[18] Ibid
[19]Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam,Ibid, h. 222-223
[20] I.H. Qureshi, a Short History of Pakistan (Pakistan: University of Karachi, 1967)
[21] P.N. Copra, Indian Muslims in Freedom Struggle (New Delhi: Criterion Publications, 1988), h. 190-197
[22] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 224
[23] Syed Sami Ahmad, Sir Syed Ahmad Khan the Saviour of Muslim India (Karachi: Royal Book Company, 2002)
[24]Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 225-226
[25] Hafeez, Moslem Nationalism in India and Pakistan (Lahore: People’s Publishing House, 1980), h. 217-218
[26] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 226-227
[27] Lal Baha, “N.W.F.P. Administration undre British Rule 1901-1919, “in National Commission on Historical and Cultural Research Islamabad, 1978, h. 208
[28]H Malik, Moslem Nationalism in India and Pakistan, Ibid. Lihat juga: Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 228-230

0 komentar:

Posting Komentar