Maknai Hidup

Hidup ini selalu berwarna, kita tidak bisa menentukan warna hidup kita, tapi kita mewarnai hidup kita, SELAMAT MEWARNAI

Belajar dan Belajarlah

Orang yang hidup itu selalu belajar, kalau tidak mau lagi belajar, maka bersiaplah untuk mati

Tidak ada yang tidak mungkin selama engkau punya Allah

Ketika engkau bertekad menjadi orang yang lebih baik lagi maka Allah akan mendatagkan orang – orang baik di dalam hidupmu untuk menemani langkahmu, Maka Berdolah di dalam setiap Langkahmu

Sukses adalah sebuah kegagalan yang berakhir indah

Wujudkan impianmu jangan takut gagal, karena jika gagal itu artinya lebih baik kamu telah berusaha mengusahakannya daripada tidak sama sekali. Selamat Mencoba

Bersahabatlah dengan Tulus

Sahabat yang baik, akan menegur ketika kita berbuat kesalahan meskipun harus melalui pertengkaran dan perselisihan karena rasa kasih sayangnya

KPI Korwil Sumut

Komunitas Parkit Indonesia Wilayah Sumatera Utara

Selasa, 30 April 2019

AL-MANAR DI ANTARA MUSLIM EMPIRE RUSIA (Catatan Penelitian Pendahuluan tentang Riza al-Din b. Fakhr al-Din dan Mura (1908–1918))


A. Identitas Publikasi
1.      JUDUL BUKU             : Intellectuals In The Modern Islamic World
2.      PENULIS                      : Stéphane A. Dudoignon, Komatsu Hisao, dan
  Kosugi Yasushi
3.      PENERBIT                    : Routledge
4.      Tahun Cetak                   : 2006
5.      Tebal Halaman               : 375 Halaman
6.      ISBN                              : 0–415–36835–9 (hbk);  0–203–02831–7 (ebk)
7.      JUDUL ARTIKEL        : Echos to Al-Manar Among The Muslim of
  Russian Empire; A preliminary research note on
  Riza al-Din b. Fakhr al-Din and the Mura (1908–
                                                  1918) by Stéphane A. Dudoignon

B. Ringkasan Isi
Muslim dari Volga Tengah telah diserahkan kepada otoritas Rusia sejak pertengahan abad keenam belas. Mereka kemudian menghadapi kampanye kristenisasi berturut-turut, terutama selama abad kedelapan belas.
Dalam konteks sosial tertentu dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ditandai dengan konfrontasi keseluruhan dari agama Kristen dan Muslim, surat kabar dan jurnal dari bagian tengah dunia Islam mulai didistribusikan secara luas di wilayah-wilayah ini, walaupun tidak teratur dan untuk berbagai derajat dari satu lokasi ke lokasi lain. Di antara majalah-majalah ini, al-Manar menikmati status khusus. Selama periode singkat liberalisasi politik relatif, yang berlangsung dari revolusi 1905 hingga awal perang saudara pada musim dingin 1917, jurnal dari dunia Islam yang jauhlah yang paling sering dikutip, diterjemahkan, dan dikomentari di pers komunitas Muslim Sunni dari Kekaisaran Rusia
Beberapa kalangan intelektual Muslim Rusia Eropa bahkan menganggap al-Manar sebagai model yang harus diikuti. Persepsi ini memunculkan penciptaan salinan Turki atau emulasi itu: jurnal Sura (Dewan), diedit dalam bahasa Tatar ottomanized di selatan kota Uralian di Orenburg oleh  Riza al-Din b. Fakhr al-Din (1859–1936).
Sura menjadi salah satu perusahaan editorial paling signifikan dari seluruh pers Muslim di Rusia, dari penciptaannya pada Januari 1908 hingga penindasannya oleh kaum Bolshevik tepat sepuluh tahun kemudian pada Januari 1918.
Karya-karya al-Afghani, Abduh, dan Rashid Rida sebagian besar dibahas pada tahun 1900-1910 di antara komunitas Muslim Kekaisaran Rusia, terutama melalui terjemahan dari dan mengomentari Manar. Ini terutama terjadi oleh kaum protagonis dari seluruh spektrum reformis, kepada siapa Mura menawarkan platform yang unik selama dekade terakhir periode Kekaisaran. Hubungan ideologis antara berbagai aliran pemikiran sama rumitnya di Rusia atau Asia Tengah seperti halnya di Mesir atau Kekaisaran Ottoman selama periode transisi itu, dan kategori-kategori seperti modernisme dan tradisionalisme ("Jadidisme" dan "Qadimisme" dalam kasus Rusia) seringkali tumpang tindih. Secara signifikan, Manar bahkan lebih sering dikutip, diterjemahkan, dan dikomentari dalam jurnal yang konon konservatif (jika tidak reaksioner) Din wa maimat dari Orenburg, daripada jurnal lain dari pers Muslim Kekaisaran Rusia termasuk Mura. Studi lebih lanjut harus fokus pada berbagai gema untuk al-Manar di komunitas Muslim Rusia, yang bisa memberi cahaya baru pada varietas strategi modernisasi.
Alusi kepada al-Manar dalam pers Muslim di Rusia memang jauh lebih banyak daripada rujukan kepada kaum Muslim Kekaisaran Rusia di al-Manar. Jika kita mempertimbangkan substratum intelektual Muslim Rusia yang kaya pada akhir abad ke-19, kekuatan proses re-Islamisasi, dan keterbukaan dan dinamika pers Muslim pada tahun 1905–1917, hubungan yang tidak simetris antara Mura dan model yang Manar tidak selalu berbicara dalam mendukung yang terakhir
Pengaruh Abduh tampaknya tumbuh bersama kaum intelektual Azharian muda, yang dipolitisasi dengan cepat setelah tahun 1905, sementara pengaruh Manar diperoleh dalam milisi ulama yang diorganisasikan di sekitar madrasah reformis utama dan di sekitar pers masyarakat. Kita hanya bisa membayangkan apa yang akan menjadi evolusi Mura setelah 1917: ini bisa menjadi subjek penelitian lebih lanjut tentang evolusi pribadi Riza al-Din b. Fakhruddin selama dekade-dekade awal periode Soviet.
Para pemimpin spiritual Muslim awal abad ke-20 di Rusia Eropa, modernisasi, dan bahkan transisi dari umma ke negara, tidak harus pergi dengan atau melalui sekularisasi. Bahkan bisa berarti sebaliknya, sebuah modernisasi melalui Islamisasi (atau re-Islamisasi), sejauh hukum dan peraturan Kekaisaran Rusia tidak menawarkan alternatif yang benar-benar memuaskan. Meskipun peran kekuatan kolonial tidak boleh dibesar-besarkan dalam sejarah Islam pada abad ke-19 dan ke-20, kasus Mura dan pemahamannya tentang al-Manar menunjukkan pada kita di mana dan di mana mengukur dominasi yang tahan lama. sebuah negara Kristen dengan kebijakan diskriminasi kepercayaan bisa mengarahkan strategi pengembangan minoritas Islam. Ini harus mendorong para peneliti untuk mencoba menempatkan kembali Mura dalam sejarah sensibilitas, dan untuk berurusan dengan dokumen yang luar biasa ini sebagai sumber untuk persepsi agama, etika, dan hubungan antar-agama dalam konteks negara kolonial, dalam periode ekspansi spektakuler kapitalisme.
Pendekatan seperti itu juga akan memungkinkan pengamat eksternal untuk memahami mengapa para pemimpin gerakan Islam saat ini di seluruh Eropa membaca sekarangawal abad kedua puluh Mura dengan keingintahuan baru. Meskipun ditafsirkan kembali oleh otoritas pasca-Soviet di wilayah Volga-Ural dengan cara sekuler murni, dan dalam kerangka logis dari ideologi lama “persahabatan rakyat,” Riza al-Din b. Karya Fakhr al-Din harus diganti dalam konteks aslinya dari konfrontasi keseluruhan antara Islam dan Kristen. Ini dapat membantu menjelaskan mengapa "Jadidisme" begitu sering disesuaikan oleh para pendukung kontemporer dari sosialisasi politik dan sosial di bekas Uni Soviet.

C. Analisis Artikel
Al-Manar, bagaimanapun, meluas jauh melampaui dunia mayoritas Muslim, hingga ke Turki komunitas Muslim yang berbicara tentang Volga Tengah dan Ural Barat di utara, dan kepulauan Melayu-Indonesia di timur. Stéphane A. Dudoignon melacak peran teolog Tatar-Bashkir yang berpengaruh dari Ural selatan, Riza al-Din b Fakhr al-Din (1859–1936), yang jurnalnya Mura adalah salah satu perusahaan paling signifikan dari pers otonom “Muslim” Rusia, dari yayasannya pada tahun 1908 hingga penindasannya oleh kaum Bolshevik pada awal 1918. Sebagian besar dijadikan model al-Manar, jurnal Riza al-Din dikontekstualisasikan dalam jaringan sekolah madrasah, siswa yang kembali dari studi di al-Azhar, dan beberapa jurnal otonom lainnya dari komunitas Muslim di Kekaisaran Rusia. Semua aktor ini berpartisipasi dalam wacana yang hidup tentang masyarakat, hubungan dengan Ch Rusia negara ristian, dan akses ke modernitas. Alih-alih secara pasif menyerap ajaran reformis Afghan dan 2Abduh dari al-Manar, komunitas Islam di wilayah ini secara aktif mendiskusikan pencarian mereka akan bentuk modernitas asli.

Sabtu, 27 April 2019

Pembentukan dan Perkembangan Tasawuf

Tasawuf dalam dunia Islam baru akhir-akhir ini dipelajari sebagai ilmu, sebelumnya dipelajari sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.  Manusia pada dasarnya adalah suci, maka kegiatan yang dilakukan oleh sebagian manusia untuk mensucikan diri merupakan naluri manusia. Usaha yang mengarah kepada pensucian jiwa terdapat di dalam kehidupan tasawuf.
Ada beberapa alasan tentang lahirnya tasawuf, Pertama, bahwa spritual sufisme membawa ekstrimitas pada spritual “kasyfi” yang cendrung ujungnya berakhir pada wihdatul wujud. Kedua, spritualisme sufisme juga tidak bisa melepaskan diri dari ekstrimitas yang berorientasi pada pemenuhan nafsu egosentris dalam melakukan hubungan dengan Allah. Ketiga, tasawuf cendrung ke tareqat yang melembaga dengan ekstrimitasnya tersendiri.
Dalam tasawuf terdapat tipologi, yaitu akhlaqy yang bermakna membersihkan tingkah laku, amaly yang bermakna menjadikan diri kita bersih lahir-batin, dekat dengan Allah, menjadi sahabat dan kekasih Allah sekaligus dekat dengan umat dan falsafy yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional.
Tarekat berkembang secara pesat di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia. Perkembangan tarekat yang pesat membawa dampak positif bagi perkembangan dakwah. Walaupun sufisme mendasarkan ajarannya pada alquran dan as-sunnah, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam perkembangannya, esoterisme Islam ini memasukkan unsur-unsur asing dari luar. Keberadaan unsur-unsur asing dalam tasawuf ini membuat para orientalis dalam membahas tentang tasawuf sering mengesankan ketidakaslian sufisme berasal dari Islam.
Tasawuf mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan tasawuf mengalami banyak perkembangan itu ditandai dengan banyaknya berkembang ajaran tasawuf dan tarikat yang muncul dikalangan masyarakat saat ini yang dibawah oleh para ulama Indonesia yang menuntut ilmu di Mekkah dan Madina kemudian berkembang. Hawash Abdullah menyebutkan Syekh Abdullah Arif yang menyebarkan untuk pertama kali di Aceh sekitar abad ke-12 M.  Dengan beberapa mubalig, diantaranya: Hamzah Al-Fansuri, Al Palembani dan Hamka.

Untuk lebih lanjut silahkan di download disini

Kamis, 18 April 2019

Reviu Buku : The Book of Life-Metaphors Connected with the Book In Islamic Literature


A. Identitas Publikasi
1.      JUDUL BUKU          : The Book in the Islamic World
2.      PENULIS                   : George N. Atiyeh
3.      PENERBIT                 : State University of New York Press
4.      Tahun Cetak                : 1995
5.      Tebal Halaman            : 321 Halaman
6.      ISBN                           : 0-7914-2474-X
7.      JUDUL ARTIKEL     : The Book of Life-Metaphors Connected with the Book In Islamic Literature                                          by Annemarie Schimmel

B. Ringkasan Isi
            Pada pendahuluan buku ini dijelaskan tentang studi buku yang dilakukan di Barat merupakan bagian dari wahana budaya yang membuahkan hasil, tetapi tidak demikian dengan dunia Islam. Di sana, buku itu, sangat dihargai, belum menjadi subjek banyak penelitian serius sebagai entitas dan sebagai wahana pengembangan budaya.
Oleh karena itu, pada bagian buku ini yang berjudul Buku Kehidupan Metafora Yang Terhubung Dengan Kitab Sastra Islam yang ditulis oleh Annemarie Schimmel menjelaskan berbagai syair-syair yang menceritakan tentang sastra Islam. Di awal pemabahasan tersebut dijelaskan bahwa:  “Perkataan Itu Mencerminkan Hubungan Erat Antara Manusia Dan Buku”, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Frithjof Schuon tentang Tuhan menjadi Buku bagi manusia [yaitu, dalam Al Qur'an) dan manusia harus menjadi buku bagi Tuhan. Sebagian kecil dari penyair yang menulis dalam bahasa Persia dari abad ke-15sampai dengan abad ke-17 telah menyusun ayat-ayat di hon atau naskah aktual yang mencerminkan budaya buku di pengadilan Timurid dan Mughal, dan tentu saja bukan kebetulan bahwa citra buku menjadi cukup menonjol selama masa Mughal.
Annemarie berpendapat bahwa orang-orang Muslim merupakan pencinta buku yang hebat, dan sejarah perpustakaan di dunia Muslim, dari koleksi di abad pertengahan Baghdad hingga perpustakaan terkenal 'Abd al-Rahman Khankhanan (wafat 1627). Perpustakaan umum dan pribadi di seluruh dunia Muslim, banyak dari mereka masih belum terdaftar, menjadi saksi bibliofilia para sarjana dan penguasa di masa lalu.
Dalam sastra Arab klasik mengandung banyak ucapan dan ayat tentang buku, beberapa di antaranya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh J. Christoph Bürgel. Penyair menyinggung kebiasaan untuk meletakkan sebuah titik pada tempat tertentu dari sebuah manuskrip untuk menunjukkan sebuah ayat atau satu kata atau huruf yang harus dipilih karena keindahan atau keanggunannya.
Kita tidak dapat menyangkal bahwa mereka mungkin menulis lebih banyak buku daripada buku-buku yang mereka kritik karena kegiatan sastra dan ilmiah mereka, sehingga menghasilkan tulisan-tulisan mistis dalam bahasa Arab, Persia, Turki, Urdu, dan juga bahasa daerah Indo-Pakistan, Asia Tenggara, dan Afrika, yang tidak memiliki batasan. Namun, sebuah buku hanyalah media yang harus dipelajari di bawah pengawasan seorang guru yang akan tahu apa yang harus diajarkan kepada murid dan bagaimana menjelaskan kesulitan, makna batin, sesuai dengan metode waktu dan pengalaman. Itulah sebabnya orang menemukan banyak komentar, terutama di kalangan Sufi, yang menentang penggunaan buku. Tetapi bahkan Muhammad Iqbal, filsuf penyair Muslim India dan bapak spiritual Pakistan, mengkritik ketergantungan pada buku, baik itu filologis atau skolastik.
Annemarie Schimmel menganggap metafora yang terkait dengan buku dalam literatur Islam. Setelah membahas tentang cinta yang besar yang dimiliki umat Islam terhadap buku-buku, ia membahas bahasa kiasan di mana buku-buku digunakan sebagai metafora dalam karya-karya penyair Persia dan Persia, yang menunjukkan peran sentral pencitraan buku yang dimainkan dalam puisi Islam.

C. Analisis Artikel
Buku ini sangat bagus dalam menganalisis tentang "buku" yang merupakan suatu entitas merupakan hal yang kompleks dan beragam. Studi bahasannya mencakup tentang asal-usul, produksi, konten, penggunaan, dan peran buku dalam budaya, pendidikan, dan masyarakat pada umumnya. Dalam memproduksi buku harus melibatkan banyak hal, diantaranya adalah bahan, format, skrip, tipografi, dan ilustrasi, dan lain-lain. Sebagai instrumen komunikasi, buku dalam berbagai bentuknya merupakan faktor terbesar dalam pertumbuhan, perkembangan, dan pelestarian budaya, karena membawa pengetahuan, gagasan, dan pesan. Dengan demikian tanpa adanya buku, maka budaya maju itu tidak akan pernah ada.
Sentralitas menulis merupakan warisan manusia universal dalam arti melibatkan perubahan mendasar dalam ide budaya, perubahan itu sendiri merupakan ciri modernitas, dan sebagai hal dasar terhadap penanaman pembelajaran melalui menulis.
Buku di dunia Islam lebih mendasar dan terintegrasi dengan Islam sebagai agama dan dengan bahasa dan tulisan Arab, yang (pada saat itu) merupakan alat komunikasi awal di dunia Islam. Jarang sekali kehidupan sastra dari budaya lain memainkan peran seperti dalam Islam. Al-Quran, yang disebut sebagai Kitab atau al-Kitiib, memiliki tempat istimewa dalam Islam karena dianggap sebagai Allah dan dalam hal itu tidak dapat ditiru (mu'jizah). Wajar jika Buku itu sangat mempengaruhi jalannya budaya Arab dan Islam. Di bawah stimulusnya, berbagai ilmu yang kemudian dikembangkan sebagai Ilmu pengetahuan atau pembelajaran.
Munculnya al-warriiq, seseorang yang membuat profesi dari menyalin buku, adalah poin tertinggi dalam "Peradaban Kitab." The warriiqun (jamak dari warriiq) adalah hubungan antara para sastrawan dan masyarakat umum. Mereka tertarik tidak hanya pada kaligrafi yang indah, tetapi juga dalam mereproduksi teks yang benar dan tepat.
Kritik buku ini menggambarkan bahwa nilai buku sebagai pendamping, wahana pembelajaran, dan alat serbaguna untuk keberhasilan semua usaha manusia. Di dalamnya menceritakan tentang bagaimana pengumpulan buku, kaligrafi, tulisan kuno, pelestarian warisan budaya, terjemahan secara umum dan terjemahan buku-buku agama, pengeditan buku, dan konflik antara tradisi tertulis dan lisan. Sepanjang sejarah Islam, transmisi lisan dari "buku" berlangsung bersamaan dengan yang tertulis. Banyak yang menganggap bahwa tulisan sebagai bukti dan pelengkap ingatan.
Sejarah buku ini, tidak hanya sebagai artefak, tetapi juga dalam hal konten intelektual dan sifat fisik, perlu ditelusuri dengan serius. Investigasi terhadap pembuatan, dan penggunaan buku dalam bentuk tertulis dan cetaknya belum didekati secara sistematis, meskipun ada beberapa upaya untuk melakukannya. Hubungan kekerabatan antara buku dan peradaban jelas belum dapat dipahami. Dengan menyelidiki, sejauh menyangkut dunia Islam, dapat menawarkan banyak wawasan tentang sifat dan karakteristik dunia itu.
Prof. Muhsin Mahdi, menyerukan pelestarian dan keberlanjutan tradisi dan sistem keilmuan sambil menantikan teknologi baru dalam pengeditan dan pelestarian kekayaan besar naskah yang tersisa di dunia Islam. Jacques Berque menguraikan lebih banyak makna makna istilah al-Kitiib (Kitab) dan metode yang digunakan dalam menyusun teks Alquran dalam bentuk akhirnya, dengan melihat kondisi awal di mana tugas penyusunan dimulai.



Senin, 15 April 2019

Tips aman mengatasi diare pada parkit



Diare ditandai dengan banyaknya kandungan air pada feses, yang jika dibiarkan akan membuat kondisi kesehatan parkit menurun drastis

TAPI PERLU DIINGAT..
Banyaknya kandungan air pada feses tidak selalu menandakan gejala diare, karena hal ini bisa saja berkaitan dengan kondisi hormon, pakan dan lingkungan..
Jadi sbelum anda memberikan obat (yang umumnya adalah jenis antibiotik) maka kenali dulu gejalanya dengan benar karena PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG SALAH HANYA AKAN MEMPERPARAH kondisi kesehatan dan daya tahan tubuh parkit itu sendiri.

Feses berair bisa diakibatkan oleh:
- Hormon (pada masa breeding condition, parkit betina umumnya lebih banyak minum)
- Masa bertelur dan mengerami (pada masa ini alat pencernaan parkit bekerja tidak sperti biasanya karena akan sedikit tertahan oleh telur atau masa pengeraman, shingga saat membuang feses akan terlihat lebih besar dan berair)
- Cuaca panas (parkit akan lebih banyak minum)
- Setelah pemberian EF sayuran (umumnya sayuran yg diberikan mengandung banyak air yang akan dikeluarkan melalui feses)
- Diare (disebabkan oleh bakteri, kuman, parasit lain yang mengganggu sistem pencernaan)

Penanganan jika parkit diare :
- Pastikan penyebabnya adalah benar diare.
- Pisahkan parkit dari parkit lain
- Jaga agar tetap hangat, beri tangkringan rendah
- Stop pemberian soft food, egg food, sayuran dll.. Cukup millet saja
- Berikan air teh sebagai pengganti minum selama 5-7 hari
- ganti minum 2x sehari
- Bisa juga ditambahkan perasan jeruk lemon pada larutan teh

Selain sebagai antioksidan dan antibiotik alami, larutan teh ini juga menjadi tonik yang dapat mengembalikan / mencegah menurunnya kondisi.

Penggunaan antibiotik dosis rendah (seperti Su*er-N) secara sembarangan hanya akan membuat parkit ketergantungan dan resisten terhadap bakteri atau kuman tertentu, yang akhirnya harus menggunakan antibiotik dosis yang lebih tinggi jika parkit sakit dikemudian hari.

Semoga sedikit bermanfaat..

BEBERAPA MASALAH BREEDING






A.       PASANGAN GAK KAWIN KAWIN

  1. belum siap kawin salah satunya atau dua duanya Jadi perlu waktu
  2. Ketidakcocokan bisa menjadi penyebabnya. Dipasangkan dengan yang lainnya mungkin bisa berhasil
  3. Kurang nutrisi – maka diharuskan perubahan dalam pemberian pakan
  4. Obesitas - Latihan dan diet bebas lemak
  5. Gangguan sistem reproduksi pada salah satu atau kedua burung itu. Dilihat dulu kondisinya dapat atau tidak dapat diperbaikinya. Dipasangkan dengan yang lainnya mungkin bisa berhasil
  6. Salah satu atau kedua burung mungkin tidak kondisi subur. Sebaiknya dipisah dulu.
  7. Bisa jadi karena ketidakseimbangan hormon. Pengobatan yang tepat akan membantu
  8. Infeksi bakteri dapat menyebabkan infertilitas. Mengobati burung akan membantu.
  9. Mungkin belum benar benar sepasang. Keduanya bisa sama Pejantan atau sama perempuan. Jadi sexing sangat penting
  10. tempat tangkringan yang tidak benar. Tempat tangkringan Longgar terlalu tipis atau terlalu tebal.
  11. Stres atau terganggu. Tidak mampu beradaptasi dengan tempat baru, Maka harus dikurangi gangguan disekitar lingkungannya.
  12. kuku panjang tajam dari pejantan bisa mengiritasi betina ketika kawin.



B.       TIDAK BERTELUR MESKIPUN SUDAH KAWIN.

  1. Betina belum cukup usia untuk kawin
  2. Betina terlalu tua.
  3. Kurang nutrisi – maka diharuskan perubahan dalam pemberian pakan
  4. Obesitas – Latihan fisik dan diet bebas lemak
  5. Gangguan sistem reproduksi pada betina bisa menjadi penyebabnya. Hal ini tergantung pada kondisi, jika memungkinkan bisa diperbaiki, tapi mungkin juga tidak bisa diperbaiki lagi.
  6. Betina mungkin tidak dalam masa kesuburan.
  7. Bisa jadi karena ketidakseimbangan hormon. Pengobatan yang tepat akan membantu
  8. Infeksi bakteri dapat menyebabkan infertilitas. Mengobati burung akan membantu.
  9. Mungkin tidak sepasang. Karena meskipun sesama jenis, burung tetap melakukan ritual kawin. Jadi sexing sangat penting.
  10. suhu yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat menyebabkan infertilitas sementara,
  1. 11, periode panjang saat siang hari adalah suatu keharusan untuk merangsang proses perkawinan.
  1. Siklus perkembangbiakan dari pasangan lagi belum pas.


C.       BERTELUR PADAHAL GAK KAWIN.

  1. Keduanya mungkin betina. periksa jenis kelamin dengan tepat.
  2. Betina sudah siap dan sehat tapi pejantan belum siap, maka ganti pejantannya.
  3. Betina sudah siap dan sehat tapi pejantan terlalu tua, maka ganti pejantannya.
  4. Betina sudah siap dan sehat tapi pejantan mandul, maka ganti pejantannya.
  5. Kurangnya cocok kondisinya antara pasangan. Intinya harus tepat pasangannya secara fisik dan mental.
  6. Pejantan kurang berpengalaman, harus butuh waktu lagi.
  7. lapisan telur kronis. Sediakan Pejantan dewasa agar kualitas .
  8. Betina selalu dalam kotak sarang. Tidak ada perkawinan. Maka berikan Pejantan yang dominan dewasa yang akan mendorong perempuan keluar dari sarang dan melakukan perkawinan dengan benar.


D.       TELUR ZONK MESKIPUN SUDAH KAWIN.
 
1.       Pasangan belum cukup umur untuk berproduksi - Jadi perlu waktu
2.       Keduanya mungkin betina. Kadang-kadang burung tetap kawin meskipun sesama jenis - Periksa jenis kelamin.
3.       Betina sudah siap dan sehat tapi pejantan terlalu tua, maka ganti pejantannya.
4.       Betina sudah siap dan sehat tapi pejantan mandul, maka ganti pejantannya.
5.       Potong bulu di sekitar kelaminnya dari kedua pejantan dan female.- Kadang-kadang bulu adalah penyebab infertilitas pada burung yang sangat berbulu dibagian kelaminnya.
E.        6.Malnutrisi - Perubahan dalam diet akan bekerja. Kekurangan Kalsium, Over suplemen Zinc dan Aflatoksin dalam biji - bijian dapat menyebabkan kemandulan juga.
F.        Obat obatan dapat menyebabkan kemandulan sementara.
G.       Suhu ekstrim yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan kemandulan sementara
H.       Pria atau betina mungkin infertil, maka harus ganti pasangan.
I.         Infeksi bakteri dapat menyebabkan kemandulan. Mengobati burung akan membantu.
 
 
 
E.                 TELUR RUSAK, DIMAKAN ATAU DINGIN
 
1.       kotak sarang terlalu besar, sehingga saat burung melompat kedalamnya malah akan menindih telur dan memecahkannya.
F.        2, Telur berguling menjauh ke sudut kotak sehingga tidak dierami.
2.       Telur terlalu lunak dan lapisannya tipis karena kekurangan kalsium.
3.       Gangguan karena pemeriksaan sarang terlalu sering atau bisa jadi tikus yang menjadi penyebabnya juga.
4.       Meninggalkan sarang karena ketakutan oleh gangguan malam hari.
5.       Gunakan lampu malam pada ruangan breeding burung anda, jika mau mematikan lampu, pastikan dulu betina sudah didalam kotak sarang dan mengeraminya, karena jika tidak dierami pada malam hari, telur akan kedinginan. 
6.       Kadang-kadang salah satu burung mungkin suka memakan telur.
7.       telur Subur - embrio mati didalamnya.
8.       Telur menetas – tapi anaknya mati dalam waktu seminggu.
9.       anakan/ piyik dibunuh oleh indukannya.
10.    indukan tidak memberi makan pada anaknya.


Minggu, 14 April 2019

CBR : Programmable Logic Design Quick Start Handbook

A. IDENTITAS BUKU       

Judul Buku                  : Programmable Logic Design Quick Start Handbook
Penulis                         : Karen Parnell and Nick Mehta
Halaman                      : 189 Halaman
Penerbit                       : Xilinx Inc, 2003

Buku ini menjelaskan tentang bagaimana program sebuah software (piranti lunak) yang digunakan dalam men-design (merancang). Program ini menawarkan fleksibilitas yang tinggi untuk para desainer, perangkat logika yang diprogram dapat memberikan keuntungan dan integrasi dalam mendesain. Program ini juga sangat  mudah digunakan untuk mendesain dan dapat diprogram ulang berkali-kali untuk meningkatkan sistem fungsional.
Buku ini sangat bermanfaat karena dilengkapi dengan tutorial dan sebagai sumber informasi dari banyak desain logika yang dapat diprogram.  Buku ini juga menjelaskan secara rinci bagaimana cara menggunakannya, cara melakukan meng-instalasi program tersebut, serta bagaimana tahapan-tahapan yang harus dilakukan dan secara sistematis untuk mengambil sebuah entri design. Buku ini ditulis untuk tenaga profesional yang belum pernah merancang sebuah design dengan menggunakan perangkat logika.  


B. REVIU BUKU    

Uraian yang dibahas pada setiap bab adalah penjelasan untuk masuk pada tahapan yang akan dilakukan pada sub bab. Adapun pada tahapan dalam bab 5 adalah tahapan dimana kita sudah berhasil mensimulasikan sebuah desain, tahap berikutnya adalah mensintesis dan mengkonversi kepada Desain berbasis teks ke sebuah file NGC netlist. Pada tahap implementasi dalam menggunakan netlist dan file, kendala untuk membuat ulang desain untuk menggunakan sumber daya yang tersedia dalam CPLD. Batasan dalam fisik atau waktu,  biasanya digunakan untuk pengaturan frekuensi desain yang dibutuhkan atau mendeklarasikan pinout yang diperlukan. Jika pemeriksaan UCP tidak konsisten, maka akibat dalam tahap ini adalah mempersiapkan yang disintesis untuk digunakan dalam CPLD.
Selanjutnya adalah mendistribusikan desain ke sumber daya di CPLD dan tempat-tempat sumber daya tersebut sesuai dengan batasan yang ditentukan. Tentunya, jika desainnya terlalu besar untuk perangkat yang dipilih, maka prosesnya tidak akan dapat menyelesaikan tugasnya. Langkah-langkah dalam mengimplementasinya harus dilakukan secara berurutan. Perangkat lunak WebPACK ISE akan secara otomatis untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan.
            Dalam bab ini dijelaskan langkah, contoh, dan gambar serta penggunaan script, sehingga mempermudah didalam penggunaannya. Permasalahan dalam bab ini adalah jika tidak mengikuti sistematika pada program ini, maka kita akan sulit menggunakan, mengimplemtasikan dan melanjutkan pada bagian berikutnya.
            Kelemahan pada buku ini adalah program ini tidak dapat digunakan pada sistem operasi windows 7, 8 dan 10, sehingga perlu ada upgrade program tersebut agar dapat digunakan. Program ini harus dilakukan secara teliti karena bahasa script pada program ini tidak boleh terjadi kesalahan, sehingga ketika salah memasukan script nya harus di cek dari awal lagi. Pada bab ini tidak dijelaskan apabila program ini mengalami trouble shooting , sehingga kita tidak tahu bagaimana menyelesaikan program ini.



C. STUDI KELAYAKAN  

Ketika membaca bahasan yang terdapat buku panduan ini, menurut saya buku ini diperlukan pembelajaran khusus untuk para design. Program ini sangat relevan dan layak untuk digunakan untuk dikalangan profesional yang aktif dibidang design dan teknologi komputer. Buku ini memberikan urutan dan penjabaran pada setiap materinya. Uraian ini dilengkapi navigasi untuk mempermudah designer untuk menggunakan softaware ini sehingga dengan mudah memahami dan menggunakannya.
            Sistematika dalam buku ini sangat rinci karena disertai bagaimana arah dari proses penggunaan program ini, dimulai dari instruksi sampai dengan instalasi serta menggunakan program ini.. Sedangkan gambar dari uraian topik yang dijabarkan sangat mendukung mempertajam setiap pembahasan, sehingga tujuan dari mempelajari dapat dipahami dengan sangat mudah. Jika rincian dengan sistematika seperti ini, bisa dijadikan contoh untuk semua pembelajaran dalam bidang apa saja bukan hanya komputer. Buku ini juga memberikan konsep pemetaan secara terstruktur sehingga bisa mempertajam dan memperluas dalam memahami khazanah keilmuan.
           



Sayyed Hossein Nasr : Islamic Philosophy From its Origin to The Present



A.    Book Description
Nama Pengarang             : Sayyed Hossein Nasr
Judul Buku                      : Islamic Philosophy From its Origin to The Present
Tempat Terbit                  : New York - USA
Penerbit                           : State University of New York Press
Tahun Terbit                    : 2006
          Jumlah Halaman             : 395 Halaman
          ISBN                              : 0-7914-6799-6




B. Interpretation
Buku yang berjudul Filsafat Islam dari Asalnya Sampai Sekarang menawarkan tinjauan komprehensif filsafat Islam dari abad kesembilan hingga saat ini. Sebagaimana dibuktikan oleh Sayyid Hossein Nasr, dalam tradisi ini, berfilsafat dilakukan di dunia di mana ramalan adalah realitas pusat kehidupan — realitas yang tidak hanya berkaitan dengan bidang tindakan dan etika tetapi juga bidang pengetahuan. Perbandingan dengan filsafat Yahudi dan Kristen menyoroti hubungan antara akal dan wahyu, yaitu, filsafat dan agama.
Nasr menghadirkan filsafat Islam dalam kaitannya dengan tradisi Islam secara keseluruhan, tetapi selalu memperlakukan filsafat ini sebagai filsafat, tidak hanya sebagai sejarah intelektual. Selain bab-bab yang membahas perkembangan sejarah umum filsafat Islam, beberapa bab juga dikhususkan untuk para filsuf yang belakangan dan kebanyakan tidak dikenal. Karya ini juga memberi perhatian khusus pada tradisi Persia.
Nasr menekankan bahwa tradisi Islam adalah tradisi yang hidup dengan signifikansi bagi dunia Islam kontemporer dan hubungannya dengan Barat. Dalam memberikan pengantar ini pada sebuah tradisi yang sedikit dipahami di Barat, Nasr juga menunjukkan kepada pembaca bahwa filsafat Islam memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada dunia kontemporer secara keseluruhan.
Nasr jauh melampaui diskusi tentang filsafat 'Arab', menegaskan bahwa Islam adalah sebuah mosaik multikultural, dan mosaik poliglot yang bersatu dalam kesetiaannya kepada Allah yang Esa yang menyatakan diri-Nya melalui Nubuat.”
Adapun artikel yang dikritik ini berjudul pertanyaan-pertanyaan Epistemologis: hubungan antara akal, nalar, dan intuisi di dalam perspektif intelektual yang beragam.

C. RINGKASAN ARTIKEL
Perspektif bahasa Arab dan bahasa Islami lainnya, istilah al-'aqlu, digunakan untuk menunjukkan alasan dan intelek, tetapi perbedaan antara keduanya serta keterkaitannya sangat tergantung pada keuatan para intelektual dalam menggunakan akalnya. Al-'aqlu dalam bahasa Arab pada dasarnya berarti mengikat. Maksudnya adalah kemampuan manusia yang mengikat pada kebenaran yaitu kebenaran kepada asalnya  yaitu kepada Tuhan. Al-'aqlu dalam bahasa arab disebut dengan akal dalam bahasa Indonesia dapat bermakna kecerdasan, ketajaman persepsi, pandangan ke depan, akal sehat dan banyak konsep lain dari tatanan yang terkait biasanya menggunakan kata al-‘aqlu. Sejauh menyangkut alasan, yang merupakan refleksi intelek pada bidang pikiran manusia, istilah lain juga digunakan seperti kata istidlal. Meskipun demikian, bahwa masing-masing kajian dalam pemikiran Islam telah menguraikan secara sangat rinci bahwa aspek-aspek makna intelek yang berkaitan dengan perspektif dan struktur batinnya.
Kemudian istilah-istilah akal, nalar dan intuisi mengacu pada perbedaan antara pengetahuan intuitif berdasarkan pengalaman langsung dan kehadiran di satu sisi dan rasiosinasi sebagai pengetahuan tidak langsung berdasarkan konsep mental di sisi lain. Bagaimanapun juga, tidak semua istilah ini, seperti yang digunakan dalam bahasa Islam tradisional, bertentangan dengan al-'aqlu. Sebaliknya tradisi intelektual Islam biasanya tidak melihat dikotomi antara intelek dan intuisi tetapi keduanya telah menciptakan hierarki pengetahuan dan metode untuk memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan derajat inteleksi dan intuisi sehingga hubungannya menjadi harmonis dalam suatu urutan yang mencakup semua sarana yang tersedia untuk diketahui oleh manusia. Begitu pula dengan pengetahuan indria, akal atau inteleksi dan penglihatan batin atau pengetahuan tentang hati atau intuisi. Jika muncul dari para pemikir yang membatasi pengetahuan pada apa yang bisa dicapai oleh akal (istidlal) dan siapa telah menyangkal baik wahyu maupun intuisi sebagai sumber pengetahuan, itu merupakan hal yang biasa terjadi pada dinamika pemikiran karena alasan tersebut tetap ada di dalam tradisi intelektual Islam yang integral.
Untuk memahami sepenuhnya hubungan antara akal, nalar, dan intuisi dalam Islam, adalah perlu untuk beralih ke perspektif-perspektif intelektual Islam yang telah membawa ke aktualisasi berbagai kemungkinan intelektual, spiritual dan formal yang melekat dalam wahyu Islam. Termasuk sejauh menyangkut tentang pembahasan ilmu-ilmu agama murni seperti studi Al-Quran dan syari’at, teologi dalam berbagai aliran filsafat, dan akhirnya menjadi sufi. Pengetahuan yang diidentifikasikan dengan hati ini adalah pengetahuan dasar yang diperoleh melalui instrumen yang diidentifikasikan dengan hati atau pusat keberadaan manusia dalam alam pikiran, yang hanya mengetahui secara tidak langsung dan ia merupakan proyeksi dari hati. Jantung tidak hanya diidentifikasikan dengan sentimen yang dikontraskan dalam filsafat modern dengan nalar. Manusia tidak hanya memiliki kemampuan akal dan sentimen atau emosi yang kontras dengannya. Sebaliknya, ia mampu memiliki dualisme pengetahuan intelektual yang melampaui dan dikotomi antara akal dan emosi, atau pikiran dan hati sebagaimana biasanya dipahami. Ini adalah hilangnya gnosis atau pengetahuan intelektual yang benar-benar dalam cara yang operatif dan disadari dalam dunia modern yang telah menyebabkan gerhana konsepsi tradisional dari "pengetahuan tentang hati," pengetahuan yang sekaligus intelektual dan intuitif dalam arti yang paling dalam dari istilah-istilah ini dan karena itu dapat diidentifikasikan dengan intuisi intelektual.
Pengetahuan yang diidentifikasikan dengan hati. Pengetahuan tentang hati memiliki keutamaan dan keterusterangan pengetahuan sensual tetapi menyangkut dunia yang cerdas atau spiritual. Ketika seseorang mendapatkan pengetahuan tentang parfum mawar melalui pengalaman langsung dari fasilitas penciuman, dia tidak mendapatkan pengetahuan tentang konsep parfum mawar tetapi pengetahuan langsung tentangnya. Bagi kebanyakan orang, pengetahuan semacam ini terbatas pada dunia yang sensual, tetapi bagi orang gnostik yang mata hatinya dibuka melalui latihan spiritual, ada kemungkinan dari pengetahuan yang memiliki langsung pengalaman sensual tetapi mengaitkan dengan realitas abadi. Dari sudut pandang pengetahuan presensi ini merupakan bentuk pengetahuan tertinggi, di mana pada akhirnya subjek dan objek pengetahuan adalah sama, yang paling konkrit dari semua realitas adalah prinsip tertinggi.

D. KEKHASAN DAN KEMUTAKHIRAN
Kekhasan dari kajian artikel ini adalah pembahasan antara hubungan akal, nalar dan intuisi dalam berbagai perspektif yang sangat komprehensif sehingga memberikan pemahaman yang holistik dengan beberapa pendekatan. Pendekatan dalam al-qur’an, persepektif Islam dan pandangan-pandangan lainnya mengungkap tentang kebenaran akal yang dikaitkan dengan kekuatan nalar dan intuisi dari para intelek menambah kekhasan analisis dari artikel ini. Sedangkan kemutakhiran dari artikel ini adalah mengkombinasikan peran akal, nalar dan intuisi dalam sebuah kajian dalam berbagai persepktif kemudian membedakan peran masing-masing dapat dipahami dengan baik oleh para pembaca.

E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan dari artikel ini adalah dalam perspektif Islam, seseorang dapat berbicara tentang hierarki pengetahuan mulai dari yang sensual, melalui imajiner dan rasional, hingga kepada tingkat intelektual yang termasuk intuitif yang teridentifikasi dengan hati. Tetapi sama seperti kemampuan pengetahuan rasional tidak bertentangan dengan yang sensual, intelektual dan intuitif tidak bertentangan dengan rasional. Sebaliknya, pikiran adalah refleksi dari hati yang merupakan pusat mikrokosmos. Dalam persepktif ini bahwa peran akal, nalar dan intuisi sesungguhnya adalah berpusat dari hati. Pada aspek inilah kemudian yang menjadi kelebihan dari pembahasan pada artikel ini. Sedangkan kelemahan dari artikel ini adalah di mana intelek telah menjadi identik dengan nalar dan intuisi dengan indera keenam dari struktur biologis manusia yang peduli dengan meramalkan peristiwa masa depan dan biasanya ditolak sebagai cara yang sah untuk memperoleh pengetahuan oleh mereka yang mengabdi pada penggunaan akal. Oleh karena itu menjadi sulit untuk memahami apa intelek, nalar, dan intuisi, indria-indria utama yang menjadi landasan pengetahuan, dapat berarti dalam konteks pemikiran Islam

F. REKOMENDASI
Di dalam buku ini Sayyed Hossein Nasr banyak mengeksplorasi pendekatan yang bervariasi untuk konsep filosofis Muslim dari hikmah dan falsafah sepanjang sejarah, tetapi setiap saat menekankan hubungan tak terhindarkan dalam pemikiran Islam antara ilmu-ilmu filosofis dan agama Islam.
            Nasr juga menggabungkan sejarah dengan eksposisi metafisik dan kontemplasi yang matang tentang karakter unik dari sebuah filosofi yang dapat berkembang 'di tanah ramalan', itu bukan gambaran yang masuk akal seperti serangkaian perenungan, yang dipenuhi dengan informasi dan ide, menggambar pada beasiswa seumur hidup dan pengalaman.
Nasr juga menetapkan beberapa signifikansi dari apa yang secara mendasar menjadi masalah dalam pemikiran filosofis dan untuk menunjukkan relevansi pemikiran itu dengan situasi manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian, setelah membaca dan mentelaah buku ini, maka penulis berpendapat bahwa buku ini dapat direkomendasikan dan layak untuk dikaji lebih lanjut untuk dapat dikembangkan dan dikritisi oleh pendidik dan para filosof, sehingga pengetahuan tentang ilmu filsafat bisa terus berkembang.

G. SIMPULAN
Secara luas, Filsafat Islam telah membahas masalah epistemologi dan sarana yang tersedia bagi manusia untuk memperoleh pengetahuan yang otentik. Para filsuf Islam secara konsekuen harus berurusan dengan hubungan antara apa yang dapat diakses secara manusiawi dalam domain pengetahuan dan apa yang telah diungkapkan melalui kenabian. Mereka juga harus berurusan dengan masalah bagaimana manusia mampu mendapatkan akses ke pengetahuan yang terungkap dan menjadi tahu mengenai Tuhan dan pesan-pesan-Nya serta utusan-Nya.
Istilah akal, nalar dan intuisi mengacu pada perbedaan antara pengetahuan intuitif berdasarkan pengalaman langsung dan kehadiran di satu sisi dan rasiosinasi sebagai pengetahuan tidak langsung berdasarkan konsep mental di sisi lain.
Epistemologi yang diuraikan oleh Hossein Nasr adalah yang meliputi pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat saya ketahui? Dalam tradisi Barat modern, trend epistemologi hanya mengurai entitas yang dapat dicerap oleh indera saja, selain itu sering dikategorikan sebagai kajian tidak ilmiah.
Dari sinilah lahir reduksionisme dalam bidang epistemologi. Nasr, dengan epistemologi sains Islam ingin mengurai secara lebih mendalam tentang hakikat pengetahuan. Realitas nyata yang dapat diketahui, bukan saja entitas fisik yang bermuatan inderawi, melainkan seluruh entitas yang ada, mulai yang fisik, rasional sampai kepada intuitif. Selain itu juga ada ranah yang harus diimani dan tidak dapat ditembus oleh instrumen apapun kecuali oleh keimanan. Adapun Instrumen pencapaian sains adalah dengan melalui indera, akal, hati/qalbu, dan intuisi intelektual.