Teknologi pendidikan adalah sebuah
konsep yang sangat kompleks dan memiliki definisi yang kompleks pula. Bilamana
kita berfikir tentang Teknologi Pendidikan, kita dapat memikirkannya dalam tiga
cara yaitu sebagai konstruksi teoritik, sebagai bidang garapan dan sebagai
profesi. Agar kita dapat mendefinisikan sebagai tiga cara tersebut maka kita
hendaknya terlebih dahulu menganalisis masing-masing cara tersebut sehingga
kita dapat secara benar mendefinisikan Teknologi Pendidikan sesuai dengan cara
yang seharusnya. Berikut penganalisisan ketiga cara tersebut.
A. Teknologi
Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik
Untuk mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai
konstruksi teoritik hanya diperlukan karakteristik pertama di atas; suatu
kesatuan teori intelektual yang selalu dikembangkan melalui kegiatan
penelitian.
Istilah teori yang dalam pembicaraan sehari-hari sering
digunakan sebagai lawan kata praktek, yang mempunyai arti yang jelas yaitu :
suatu prinsip umum yang didukung oleh data sebagai penjelasan terhadap
sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang berlaku terhadap
sejumlah fakta, suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan
hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta
tersebut.
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang
terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk
menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia. Karakteristik teori dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
a. Adanya suatu
gejala – harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami sejelas-jelasnya
menurut pengetahuan yang ada sekarang.
b. Menjelaskan –
sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau bagaimana gejala itu
terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap eksistensi suatu
gejala).
c. Merangkum –
sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui tentang
hubungan antara sejumlah besar informasi empiric, konsep dan generalisasi.
d. Memberikan
orientasi – menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti
(dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak
relevan.
e. Mensistematiskan
– memberikan skema unutuk mensistematiskan, mengklasifikasikan dan
menghubungkan segala gejala, postulat dan dalil yang serasi.
f. Mengidentifikasi
kesenjangan – mencari bidang-bidang yang relevan namun diabaikan atau belum
dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa mendatang.
g. Melahirkan
strategi untuk keperluan riset – memberikan dasar untuk merumuskan hipotesis
baru dan melaksanakan riset lebih mendalam berdasar atas penjelasan tersebut.
h. Prediksi –
dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar atas
data empiric sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan
hipotesis yang belum diketahui pada saat sekarang.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa
masalah-masalah pendidikan dan cara pemecahan, mengimplemintasikan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek
belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi pendidikan adalah bagaimana
sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk menciptakan kegiatan
belajar.
Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu
pendekatan baru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian
pendekatan baru tersebut merupakan penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep
terdahulu. Dengan demikian secara langsung masih berhubungan dengan definisi
dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang dihasilkan sebelumnya.
B. Teknologi
Pendidikan Sebagai Bidang Garapan
Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan merupakana
aplikasi dari ide dan prinsip teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran ( teknik yang digunakan, aktivitas yang
dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan dan klien yang dilayani ). Lingkungan
kegiatan yang merangkum komponen konsep, ketrampilan dan prosedur serta
memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.
Ada tiga persyaratan atau karakteristik tambahan pada
bidang garapan yaitu : teknik intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan
atau mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk
yang dapat dilihat, dan keunikan bidang garapan yaitu harus ada karakteristik
khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain.
Teknik
Intelektual, adalah pendekatan yang digunakan oleh seseorang dalam
mencari pemecahan masalah. Teknologi pendidikan memiliki satu cara dalam
pemecahan masalah. Tiap fungsi pengembangan dan manajemen mempunyai teknik
tersendiri yang berkaitan dengannya. Teknik tersendiri dari teknologi
pendidikan adalah lebih dari jumlah bagian-bagiannya. Teknik itu melibatkan
perpaduan sistematik masing-masing teknologi dari fungsi-fungsi tersebut dan
saling keterhubungannya dalam satu proses terpadu dan kompleks untuk mengadakan
analisi keseluruhan masalah-masalah dan kemudian menciptakan metode-metode
pemecahan baru. Teknologi ini menghasilkan suatu akibat sinergistik, dengan
menghasilkan keluaran-keluaran diluar dugaan berbeda jika didasarkan pada unsur-unsur
yang bekerja secara terpisah dan sendiri-sendiri. Teknik intelektual yang asli
itu merupakan suatu yang khas dari teknologi pendidikan dan tidak ada bidang
lain yang mempergunakannya.
Aplikasi
praktis, mencakup usaha merealisasikan atau mengoperasionalkan fikiran, ide dan
proses. Aplikasi itu menghasilkan produk yang dapat dilihat. Sebagai contoh
seorang benar-benar melaksanakan eksperimen ilmiah atau melaksanakan kegiatan
pengembangan instruksional sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan
dalam mengaplikasikan teknik intelektual. Kecuali itu aplikasi praktis
menunjukkan bagaimana teknik intelektual itu dioperasionalkan dalam konteks
strutur organisasi dan institusi dimana bidang garapan itu beroperasi.
Keunikan, berhubung
definisi tersebut menunjukkan bahwa suatu bidang garapan memadukan teknik
intelektual dan aplikasi praktis yang diidentifikasi oleh definisi tersebut
haruslah merupakan hal unik bagi bidang garapan tersebut. Haruslah tercermin
karakteristik khusus yang tidak bisa dijumpai pada bidang lain. Jika definisi
tersebut dapat mewujudkan adanya teknik intelektual dan aplikasi praktis yang
unik, maka bidang garapan yang diidentifikasikan tersebut dengan sendirinya
dapat dikatakan unik pula.
Jadi, definisi teknologi pendidikan sebagai bidang
garapan, pertama-tama harus mendefinisikannya sebagai konstruk teoritik,
kemudian mengidentifikasi teknik intelektual dan aplikasi praktis, serta
kesemuanya menunjukkan keunikan bidang garapan teknologi pendidikan.
C. Teknologi
Pendidikan Sebagai Profesi
Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai
profesi, terlebih dulu harus dipenuhi syarat-syarat untuk mendefinisikan
bangunan teoritik dan bidang garapan. Selanjutnya definisi tersebut harus
mencerminkan semua karakteristik profesi lainnya.
Latihan dan
Sertifikasi. Latihan dalam waktu yang lama diperlukan untuk
mengembangkan spesialisasi dan teknisi dalam profesi tersebut. Harus ada
beberapa ketentuan tentang sifat-sifat latihan, baik melalui peraturan
pemerintah maupun melalui suatu sistem akreditasi terhadap lembaga-lembaga
latihan yang meliputi sifat dan isi pendidikan profesional, standar
sertifikasi, standar dan ketentuan penerimaan calon peserta latihan, serta
penempatan.
Standar dan
Etika. Perumusan etika menunjukkan bagaimana anggota profesi itu harus
bertingkah laku. Seperangkat standar memberikan petunjuk mengenai bahan,
peralatan, dan fasilitas yang digunakan oleh orang-orang dalam profesi
tersebut. Namum demikian, publikasi kode etik dan buku petunjuk tentang standar
itu sendiri tidaklah dapat memberi jaminan apa-apa. Profesionalisasi itu
terjadi bilamana dimungkinkan adanya pemaksaan yang kuat untuk melaksanakannya.
Kepemimpinan. Kepemimpinan
diperlukan untuk memanfaatkan setepat-tepatnya penemuan-penemuan yang ada
sekarang dan melihat kecenderungan di masa mendatang. Namun demikian untuk
menghindari keadaan banyaknya inovasi yang ada sekarang yang membuat pusing
karena desakan dari luar kita, maka kepemimpinan ini harus datang dari profesi
ini sendiri.
Asosiasi dan
Komunikasi. Organisasi profesi yang kuat diperlukan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan karakteristik lainnya terutama standar dan etika,
kepemimpinan dan latihan. Hanya organisasi yang kuat yang dapat memaksakan
dengan sungguh-sungguh aplikasi praktis, standar dan etika.
Pengakuan
sebagai profesi. Anggota profesi harus mempercayai adanya profesi dan
bahwa mereka menjadi anggotanya. Eksistensi suatu profesi tidak dapat
dipercayakan begitu saja kepada para pelaksana. Mereka harus menginginkan
berdirinya dan mengakui pentingnya organisasi profesi. Mereka harus benar-benar
menyadari akan keanggotaanya dalam organisasi profesi tersebut. Kesadaran ini
dimanifestasikan dalam bentuk berdirinya asosiasi, terjelmanya ciri-ciri
profesi lainnya dan penghargaan masyarakat umum terhadap para pelaksana bahwa
ada organisasi profesi di mana mereka menjadi anggotanya.
Tanggung Jawab
Profesi. Tidaklah cukup bahwa suatu profesi itu hanya sekedar menggunakan teknik
intelektual untuk diaplikasikan secara praktis. Profesi harus juga
mempertanggungjawabkan penggunaan teknik intelektual tersebut. Profesi harus
bertanggung jawab atas penggunaan teknik intelektual dalam bekerja di
masyarakat. Hendaknya senantiasa diadakan pengkajian tentang nilai kegunaannya
dan jika mungkin mengambil sikap yang pasti terhadap masalah-masalah sosial
yang dipengaruhi oleh hasil pekerjaan profesi tersebut.
Hubungan dengan
profesi lain. Mungkin saja terdapat lebih dari satu profesi yang
bekerja dalam bidang garapan teknologi pendidikan ini. Masing-masing profesi
ini satu sama lain saling berhubungan baik secara eksplisit maupun implisit
dalam beroperasi di bidang garapan tersebut. Hubungan ini harus diketahui,
diidentifikasi, dan dikembangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Miarso,
Y., 2007. Makalah “Kontribusi Teknologi
Pendidikan dalam Pembangunan Pendidikan“. Makalah disampaikan dalam Seminar
Intenasional & Temu Ilmiah FIP/JIP se-Indonesia, Manado., 2007.
Miarso,
Yusufhadi, 2007. “Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan”, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Tirtarahardja, Umar dan S. L. La
Sulo, 2005. “Pengantar Pendidikan”,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
AECT,
1977, Defenisi Teknologi Pendidikan :
Satuan Tugas Defenisi Dan Terminologi, Jakarta: Rajawali.
Saettler,
Paul, 1968, A History of Instructional
Technology, New York: Mc
Graww - Hill Book Co.
Seels,
Barbara B. dan Rita C. Richey, 1994, Teknologi
Pembelajaran, Jakarta: Percetakan Universitas Negeri Jakarta.
Thompson,
Merrit M., 1963, The History of Education, New York: Barne & Noble, Inc.
http://www.candilaras.co.cc.
: Landasan Teknologi Pembelajaran
0 komentar:
Posting Komentar