Tasawuf dalam dunia Islam baru akhir-akhir ini
dipelajari sebagai ilmu, sebelumnya dipelajari sebagai jalan untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan. Manusia pada dasarnya adalah suci, maka kegiatan yang
dilakukan oleh sebagian manusia untuk mensucikan diri merupakan naluri manusia.
Usaha yang mengarah kepada pensucian jiwa terdapat di dalam kehidupan tasawuf.
Ada beberapa alasan tentang lahirnya tasawuf, Pertama, bahwa spritual sufisme membawa
ekstrimitas pada spritual “kasyfi”
yang cendrung ujungnya berakhir pada wihdatul
wujud. Kedua, spritualisme
sufisme juga tidak bisa melepaskan diri dari ekstrimitas yang berorientasi pada
pemenuhan nafsu egosentris dalam melakukan hubungan dengan Allah. Ketiga, tasawuf cendrung ke tareqat yang
melembaga dengan ekstrimitasnya tersendiri.
Dalam tasawuf terdapat tipologi, yaitu akhlaqy yang bermakna membersihkan tingkah laku, amaly yang bermakna menjadikan diri kita bersih lahir-batin, dekat dengan
Allah, menjadi sahabat dan kekasih Allah sekaligus dekat dengan umat dan falsafy yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi
rasional.
Tarekat berkembang secara pesat di hampir seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Perkembangan tarekat yang pesat membawa dampak
positif bagi perkembangan dakwah. Walaupun sufisme mendasarkan ajarannya pada alquran dan
as-sunnah, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam perkembangannya, esoterisme
Islam ini memasukkan unsur-unsur asing dari luar. Keberadaan unsur-unsur asing
dalam tasawuf ini membuat para orientalis dalam membahas tentang tasawuf sering
mengesankan ketidakaslian sufisme berasal dari Islam.
Tasawuf
mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan
tasawuf mengalami banyak perkembangan itu ditandai dengan banyaknya berkembang
ajaran tasawuf dan tarikat yang muncul dikalangan masyarakat saat ini yang
dibawah oleh para ulama Indonesia yang menuntut ilmu di Mekkah dan Madina
kemudian berkembang. Hawash Abdullah menyebutkan Syekh
Abdullah Arif yang menyebarkan untuk pertama kali di Aceh sekitar abad ke-12 M.
Dengan beberapa mubalig, diantaranya: Hamzah Al-Fansuri, Al Palembani dan Hamka.
Untuk lebih lanjut silahkan di download disini
0 komentar:
Posting Komentar