A. Biografi Sayyid Ahmad Khan
Sayyid
Ahmad Khan[1]
dilahirkan pada tanggal 17 oktober 1817 Masehi dari keluarga terhormat di Kota
Delhi yang melalui garis kedua orangtua berhubungan dengan pemerintahan Mughal.
Kemudian beliau wafat pada 27 maret 1898 di Aligarh, India.[2]
Sayyid Ahmad Khan dilahirkan dari
rahim seorang ibu yang cerdas dan membesarkan nya dengan sangat baik. Ilmu
keagamaan yang sudah tertanam kuat dari keluarganya tentunya memberikan dampak
positif bagi kepribadiannya sejak kecil. Walaupun ia dididik berdasarkan
prinsip ajaran tradisional kuno, akan tetapi beliau mampu mempelajari kitab
suci alquran dan membaca buku-buku pelajaran berbahasa Parsi. Tak heran dengan
keahliannya tersebut, beliau memperoleh pendidikan Bahasa Arab, Matematika dan
Medis.[3]
Semenjak ayahnya wafat, kehidupan
keluarga Sayyid Ahmad Khan mengalami kesulitan finansial yang mengharuskannya
bekerja dari satu tempat ke tempat lain. Bermula menjadi juru ketik di
Pemerintahan Kompeni India Timur atas bantuan dari pamannya yang seorang
pemimpin kota Delhi pada waktu itu, kemudian menjadi asisten ahli ekonomi di
Kantor Komesioner Agra, dan pernah menjabat sebagai Hakim di kota Main Puri
walaupun tidak terlalu lama dikarenakan dia harus menyelesaikan cita-citanya
sehingga mengharuskannya menetap di kota
Aligarh. Walaupun begitu selama ia bekerja hampir 45 tahun ia selalu dapat
mengerjakan pekerjaanya dengan baik dan selalu jujur. Selain menulis, Sayyid
Ahmad Khan dikenal sangat mahir dalam hal mengoreksi konsep-konsep agama dan
penuntun suatu bangsa, kemudian beliau juga menulis tentang meminimalisir
kebencian antara orang Inggris dengan Muslim. Dengan kepribadian yang serba
bisa tersebut membuat Sayyid Ahmad Khan aktif dalam kegiatan disegala bidang.
Karirnya sebagai seorang penulis membuatnya banyak menghasilkan karya yang
dibuat dalam beberapa buku salah satunya yang terkenal yaitu The Causes of the indian revolt. Buku
ini telah membuat ia berani secara jujur mengungkapkan kesalahan-kesalahan dan
kelemahan-kelemahan pemerintah Inggris yang telah menunjukkan kekecewaan di
seluruh negeri sehingga dengan buku itu juga yang akhirnya dapat mempengaruhi
pemerintahan inggris dalam membuat kebijakan.[4]
Dari berbagai macam karya yang telah
dihasilkannya sebagai seorang penulis, Sayyid Ahmad Khan banyak dijuluki oleh
para sejarahwan dan akedemisi sebagai seorang sosialis, pendukung raja inggris,
pendidik, pembaharu bidang sosial, bapak pergerakan Pakistan, pendukung bahasa
Urdu dan masih banyak lagi. Bagi kalangan muda, ia banyak dihubungkan sebagai
pendiri Universitas Muslim Aligarh yang memberikan inisiatif bagi para relawan
yang menyetujui visinya tentang pendidikan dan pengajaran khususnya bagi muslim
di India. [5]
Dari
Universitas Muslim Aligarh yang didirikannya, ia juga membantu memprakarsai
pendidikan modern di komunitas Muslim India. Banyak karya-karyanya yang sangat
menginspirasi untuk era baru pembaharu islam dan mempelopori pemurnian Islam di
India di akhir abad ke 19. Salah satu karya terbaiknya yang paling banyak
dirujuk yaitu The Causes of the Indian
Revolt.[6]
Sayyid
Ahmad Khan merasa terkejut karena ada kelompok dari kalangan Urdu membuat
pernyataan pernyataan kontroversial dan isu-isu mengenai Bahasa Urdu dan bahasa
Hindi. Ia menyatakan bahwa sistem
pendidikan di India membuat kesimpulan bahwa Bahasa Urdu merupakan bahasa
aristokrat sedangkan bahasa Hindi merupakan bahasa vulgar. Dan sebagian warga muslim menyatakan bahwa
Bahasa Urdu sebagai satu alat terpenting yang mengandung arti dan menyimbolkan
identitas dan tradisi muslim di India. Artinya Bahasa Urdu itu merupakan simbol
dalam kekuatan Islam yang perlu dilindungi dan dikembangkan kembali jika kekuatan Islam lambat laun semakin lama semakin menurun.
Sayyid
Ahmad Khan sangat jelas mengetahui tentang situasi kaum muslim dan bisa
memahami bahwa mengapa orang orang inggris tidak mengertibahwa orang-orang
Islam bisa loyal pada pemerintahan Inggris. Kejadian itu terjadi pada dinasti
Mughal yang menempatkan orang-orang Islam di bawah tingkatan orang-orang Hindu
oleh pemerintahan Inggris itu sendiri sehingga Sayyid Ahmad Khan berpikir
mendirikan pusat pembelajaran berbasis model di Universitas Oxford dan
Universitas Cambridge dikarenakan herannya ia dengan pemberlakuan sistem
pendidikan di negara Inggris sehingga dengan adanya kejadian tersebut ia
mendirikan Universitas Muslim aligarh.
Agar tujuannya itu dapat tercapai maka Sayyid Ahmad Khan Harus terlihat
fleksibel terhadap pemerintahan Inggris karena dengan mendirikan sebuah lembaga
pendidikan yang ada di Inggris itu akan mustahil terwujud jika tidak ada
dukungan dari pemerintahan Inggris itu sendiri. Dengan adanya hal ini, ia mulai mengamandemen
kebijakan bersama dengan pemerintahan Inggris untuk menjamin bahwa pemerintahan
Inggris tidak menyamakan setiap muslim dengan argumen yang sama.
Dalam
bukunya yang berjudul Pillars of The
Empire, pengikut Sayyid Ahmad Khan
masih memegang doktrin-doktrin politik dan sosial yang secara
keseluruhan bertentangan dengan semangat Islam dan tidak konsisten dengan
vitalitas dan perkembangan Islam. Dalam
buku ini juga Sayyid Ahmad Khan menangkal kebencian yang ditujukan langsung terhadap
nabi Muhammad saw. Dalam buku ini juga
yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah Inggris yang tidak baik juga
menggambarkan dukungan pemerintahan Inggris terhadap muslim di India.Sayyid
Ahmad Khan telah menghabiskan seluruh kehidupannya untuk memajukan muslim dalam
banyak bidang. Bahasa Urdu juga banyak dipromosikan karena usahanya dan
semenjak ia wafat pada 27 Maret 1898 tidak ada tidak ada sepeserpun uang yang ia tinggalkan
selain dari karya-karyanya untuk kemajuan muslim.[7]
B. Karya Akademik Sayyid Ahmad Khan
Sayyid
Ahmad Khan adalah seorang pendidik Islam, ahli hukumdan penulis, serta pendiri Universitas Oriental Anglo
muhammadan di Aligarh, Uttar Pradesh, Indiadan merupakan seseorang yang
menginspirasi kekuatan dalam pembaharuan Islam di India di akhir abad ke-19. Salah satu karyanya dalam Bahasa Urdu
meliputi Essays on the Life of Muhammad
dan pernyataan-pernyataan tentang Bibel dan alquran.[8] Ketertarikannya dalam bidang agama, membuatnya
memulai sebuah penafsiran dan menulis beberapa volume pernyataan kaum modernis
tentang Alquran. Dalam karyanya tersebut juga ia ingin mengharmonisasikan
keimanan Islam dengan ide-ide pengembangan ilmu pengetahuan dan politik pada masanya.
Di India, Sayyid Ahmad Khan menjabat sebagai Hakim kepala dan menetap di Delhi.
Selama ia menetap di sana ia telah menulis dan mempublikasikan sebuah buku teks
berbahasa Urdu yang sangat terkenal berjudul Asar-ul-Sanadid. Dalam karyanya ini yang menggambarkan
bangunan-bangunan terkenal di India dan menjelaskan seluruh Monumen terkenal di
kota Delhi dan sekitarnya dengan catatan-catatan biografi para ulama dan
gambaran fiksi yang diasosiasikan terhadap mereka.
Pada
tahun 1855 Sayyid Ahmad Khan menetap di Bijnor di tempat ini juga ia menulis
sebuah karya mendetail tentang aktivitas revolusi diBijnor setelah meledaknya
perang kemerdekaa. Dan ia juga menulis sebuah buku bagaimana meminimalisir
pertentangan antara Islam dan Kristen dan isi dalam buku itu ia ingin
menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam dan seorang pemeluk Kristen bisa
memakan makanan secara bersama-sama jika tidak ada minumankeras,perabotan emas,
dan daging babi di meja yang sama.[9]
Keinginan
terbesar dalam hidup Sayyid Ahmad Khan adalah pendidikan terlihat ia mulai
mendirikan sebuah sekolah di Muradabad dan Ghazipur. Ia bercita-cita membuat
lembaga masyarakat ke ilmuwan yang mempublikasikan terjemahan dalam buku teks
pendidikan dan jurnal yang ia produksi dalam dua bahasa yaitu Bahasa Urdu dan
bahasa Inggris. lembaga-lembaga ini ia dirikan untuk kemanfaatan seluruh warga
negara dan dapat dioperasikan secara bersama-sama oleh umat Hindu dan Muslim.
Sayyid
Ahmad Khan kemudian pindah ke Benares sebuah kota di Ganges dengan nilai-nilai
keagamaan yang tinggi bagi umat Hindu. Di kota ini beliau ingin mengembalikan
Bahasa Urdu bahasa yang telah didukung oleh umat Islam termasuk bahasa Hindi. Upaya ini dilakukan untuk menempatkan bahasa
Hindi atas Bahasa Urdu dalam publikasi masyarakat keilmuan yang diyakininya
bahwa pilihan orang Hindu dan Islam harus berbeda. Selama kunjungannya ke
Inggris, ia ingin membuat lembaga pendidikan yang besar seperti Cambridge-nya
umat Islam.Sekembalinya dari Inggris. Ia membuat suatu komite dan mulai
menerbitkan jurnalnya yang terkenal dengan tujuan memperbarui dan menyokong
umat Islam.
C. Gagasan Pembaharuan
Pendidikan
Sayyid Ahmad Khan ingin membangun sebuah
universitas yang dibentuknya dengan ciri khasnya sendiri dilengkapi dengan
ide-ide modern dan orientasi dan ia juga menyiapkan blueprint untuk pendidikan tinggi Islam dan meletakkan dasar
muhammadan Anglo Oriental yang diadopsi dari Universitas Cambridge.[10]Untuk
itu ia meneliti lembaga pendidikan di Inggris dan mengunjungi
universitas-universitas di Cambridge dan Oxford. Setelah Universitas Muslim Aligarh
yang dibangunnya pada tahun 1920 Sayyid Ahmad Khan mengabdikan sebagian besar
energinya untuk mempromosikan pendidikan di kalangan umat Islam. Ia juga
mengadakan promosi umum pendidikan barat bagi muslim di India dengan mengadakan
konferensi pendidikan muhammadan Anglo Oriental.
Sayyid Ahmad Khan juga membantu umat Islam di
India untuk kembali survive. Prestasi yang sudah dilakukan dan diakui oleh
semua orang pada saat itu yaitu kebangkitan moral dan kebanggaan umat Islam di
pemerintahan Inggris di India. Kemudian dia memperoleh kepercayaan karena telah
berdirinya kembali dinamika umat Islam di India sebagai kekuatan sosial dan
politik usahanya untuk kemajuan Islam di India ini memberikan kesan yang luar
biasa pada Islam modern. usahanya untuk kemajuan Islam di India ini memberikan
kesan yang luar biasa pada Islam modern. Ia dianggap tidak hanya mengisi kekosongan
besar yang tercipta dalam kehidupan masyarakat muslim namun lebih dari itu ia
menjembatani kesenjangan antara India abad pertengahan dan modern dan
memberikan muslim India sebuah ikatan,kebijakan, cita-cita, pendidikan, prosa
dan pendekatan baru bagi persoalan-persoalan individu dan nasional.[11]
Altaf Hussain Hali, mengatakan bahwasanya
Sayyid Ahmad Khanmemberikan jasanya terhadap negara, masyarakat dan agama serta
menunjukkan karyanya dengan istilah reformasi sedangkan Iqbal memposisikannya sebagai
‘modernis Islam awal’ dari Asia Selatan dan bagi Iqbal Sayyid Ahmad Khan adalah
seorang ‘muslim India pertama.[12]
Beberapa penulis Eropa menggambarkan seorang
Sayyid Ahmad khan sebagai liberal,progresif atau cerah artinya seseorang yang
berupaya untuk menampilkan Islam menjadi agama yang liberal, rasional dan
progresif,[13]
kemudian penulis lain bernama Ali dan Hakim Sahdin yang berasal dari India
mengatakan bahwa Sayyid Ahmad Khan adalah seorang teolog berpengalaman yang
menganggap prinsip-prinsip dasar sistem keimanan Islam dan wawasan yang tajam
sebagai motif kekuatan besar di dunia, lain halnya dengan Badar mengatakan dan
menggambarkan Sayyid Ahmad Khan itu adalah orang pertama di India modern yang
mewujudkan pentingnya interpretasi baru tentang Islam yang liberal modern dan
progresif.[14]
Ini telah menunjukkan bahwa seluruh energi
intelektualitas Sayyid Ahmad Khan ditujukan dan didedikasikan untuk upaya
penyelesaian konflik antara agama dan ilmu pengetahuan dan menyatukan kembali
agama dan ilmu pengetahuan bagi generasi muda Islam.
Perang kemerdekaan yang terjadi pada tahun
1857membuat kaum muslim merasa terpojok
dikarenakan kebijakan Inggris agar orang-orang Islam bertanggung jawab
dalam perang tersebut. Orang-orang Inggris mengambil kebijakan yang tidak
manusiawi dalam menghukum kaum muslim karena peran mereka dalam perang padahal
nyatanya orang-orang Hindu dan negara-negara lain yang seharusnya sama-sama
bertanggung jawab atas peran tersebut Bahkan mereka dilepaskan dan tidak ada
tindakan sebagai balas dendam yang diambil terhadap mereka. Pada akhirnya, kaum
muslim kehilangan kekuatan kemuliaan dan karakteristik mereka sebagai suatu
bangsa termasuk juga kondisi sosial ekonomi dan politik yang semakin memburuk
ditambah aset mereka disita dan pekerjaan mereka ditarik. Kaum muslim
menganggap mereka tidak perlu belajar bahasa Inggris karena mereka pikir itu
akan merugikan agama mereka tapi di sisi lain orang-orang Hindu cepat
mengadopsi bahasa Inggris dan gaya hidup barat.[15]
Oleh karena itu, Sayyid Ahmad Khan mendesak
umat Islam untuk mempelajari bahasa Inggris bukan hanya untuk kepentingan
duniawi saja tetapi itu merupakan salah satu cara yang paling terbaik dalam
membela agama Islam dari serangan Barat. Baginya nilai riil dari pendidikan
modern Itu dirancang untuk memperbaiki karakter dan moral sosial dan membuat
orang Islam lebih baik dengan adanya pendidikan ini. Beliau juga mengatakan bahasanya orang Islam
dapat melaksanakan kewajiban sosial mereka dan bekerja untuk kemajuan dan
kesejahteraan komunitas mereka. Ia
berpikir bahwa penyembuhan semua kebodohan ini adalah melalui pendidikan baik
itu pendidikan modern dan pendidikan agama dan pendidikan tersebut tentunya
akan sangat menguntungkan bagi bangsa muslim dalam jangka panjang. Intinya bahwa umat Islam harus mengubah
pandangan mereka sesuai dengan perubahan zaman dan harus melepaskan sikap
negatif mereka dan tekun mengejar pendidikan modern. Dan dengan jelas dia
mengatakan bahwa jika mereka tidak mempelajari bahasa Inggris dan tidak tekun
mengejar pendidikan modern saatini, maka umat muslim akan ketinggalan dari
orang Hindu dalam memperoleh kesejahteraan materi. Sayyid Ahmad Khan itu
merupakan tokoh yang mengupayakan pendidikan bagi umat Islam India dan telah
mengadopsi pendidikan Barat Dalam
totalitasnya Demi kemajuan pendidikan
untuk kaum muslim di India.[16]
D. Gerakan Pendidikan
Aligarh
Kaum muslim India selalu menganggap bahwa
Inggris adalah musuh mereka dan menghindari berinteraksi sosial dengan mereka.Situasi
ini tentu menciptakan banyak kesalahpahaman antara Inggris dan kaum muslim. Kondisi
ini yang membuat Sayyid Ahmad Khan merasa tertekan dengan adanya kondisi sosial
dan ekonomi yang menyedihkan dari umat Islam karena sikap ekstrimisme dan Sikap
konservatif yang mereka ciptakan sendiri. Kaum muslim berpendapat bahwa Inggris
kemungkinan besar akan tinggal di India dan menjadi penguasa, untuk itu kaum
muslim harus bersikap lebih lunak terhadap Inggris dan memperluas loyalitas
yang diperlukan bagi penguasa negara. Dia juga percaya jika kaum muslim terus
melanjutkan kebijakan mereka dalam membenci penguasa Inggris Maka orang-orang
Hindu akan mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan orang-orang
Inggris. Sayyid Ahmad Khan juga percaya bahwa hanya dengan cara ini umat Islam
akan mampu melawan propaganda Hindu dan memenangkan kembali posisi mereka dalam
masyarakat.[17]
Sayyid Ahmad Khan juga menyadari bahwa umat
Islam akan Tertinggal dalam pendidikan dikarenakan pendekatan konservatif
mereka terhadap pendidikan Barat. Dan
dia merasa kondisi kaum muslim tidak akan meningkat kecuali mereka menerima
pendidikan bahasa Inggris untuk bersaing dengan Hindu, untuk itu ia memulai
gerakannya dengan mencairkan kecurigaan dan kesalahpahaman antara muslim India
dan Inggris.[18]
E. Kontribusi Gerakan
Aligarh dalam Bidang Pendidikan
Sayyid Ahmad Khan mengambil langkah-langkah
praktis untuk melaksanakan rencananya dalam menguatkan pendidikan Islam di
India. Salah satu langkah yang dia lakukan yaitu dia mendirikan masyarakat
ilmiah di Ghazipur pada tahun 1864 dan menerbitkan sebuah jurnal yang dikenal
dengan ‘jurnal Institut aligarh’ dan menerjemahkan
karya-karya modern dari Bahasa Inggris ke Bahasa Urdu dan Persia agar
masyarakat lebih mudah untuk memahami karya-karya yang telah dia hasilkan. tujuan utama dari terbitkannya jurnal ini
yaitu untuk membangkitkan niat baik dan persahabatan di antara warga Inggris
terhadap umat Islam.
Langkah seterusnya yang ia lakukan dalam
rangka penguatan pendidikan Islam yaitu ia tinggal di Inggris bersama dengan
anaknya yang memperoleh beasiswa selama dua tahun.Ia juga mengawasi secara
ketat sistem pendidikan di Inggris. Ia begitu terkesan dengan sistem pendidikan
yang ada di Universitas Cambridge dan Universitas Oxford. Kemudian ia mengambil
keputusan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan seperti pola Universitas
Oxford dan Universitas Cambridgeketika ia kembali ke India.[19]
Pada tahun 1870 Sayyid Ahmad Khan kembali
dari Inggrisdan mendirikan Yayasan aligarh dari Muhammadan Anglo Oriental (M.A.O)
College dengan pendidikan siswa yang tidak terbatas hanya pada ruang kelas
tetapi juga termasuk kegiatan kegiatan ekstrakurikuler.Selain itu loyalitas
kepada pemerintah Inggris adalah bagian yang penting dari salah satu program
beliau karena ia menyadari bahwa niat baik Inggris sangat penting bagi umat
Islam untuk melindungi mereka dari keunggulan umat Hindu baik secara hitungan
angka angka maupun dalam pendidikan.
Di bawah kepemimpinan Sayyid Ahmad Khan,M.A.OAligarh
menjadi lembaga pendidikan residensial yang baik perkembangannya dimana
perhatian khusus diberikan untuk pembentukan karakter siswanya dan pendidikan
agama diwajibkan bagi siswa muslim dan seluruh penghuni asrama muslim untuk
salat lima kali sehari terkecuali alasan tertentu dan untuk berpuasa di bulan
Ramadhan.
Dengan dibentuknya MAO College, Aligarh
menjadi pusat kegiatan sosial budaya dan pendidikan Islam. Disini mahasiswa
Muslim Tidak hanya mendapat pengajaran dalam bidang seni dan ilmu modern tetapi
juga mengembangkan rasa persatuan dari kesatuan budaya dan identitas agama.[20]Terdapat
beberapa faktor penting yang dibuat oleh Sayyid Ahmad Khan dalam kebijakan
pendidikan yaitu kemajuan pengetahuan modern, pemeliharaan prinsip-prinsip
Islam, upaya untuk membawa opini publik
muslim bersamanya, dan bekerjasama
dengan semua komunitas India lainnya khususnya komunitas Hindu.[21]
F. Tujuan dari
Kongres Pendidikan Muhammadan
Ada 6 tujuan dari Kongres pendidikan Muhammad
dan yaitu agar ilmu pengetahuan Eropa dan sastra diajarkan pada tingkat tinggi,
untuk penelitian karya-karya kuno muslim
dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, untuk menerjemahkan karya-karya
dan tulisan tulisan penulis sejarah muslim, untuk penelitian pada karya-karya
dunia modern, untuk menawarkan interpretasi baru atas karya-karya kuno dalam
cahaya modern dan untuk menjaga nilai-nilai Islam dan propagasi mereka.[22]
G. Capaian-capaian
Sayyid Ahmad Khan.
Pencapaian terbesarnya adalahpendidikan
Aligarh yang secara khusus merupakan sebuah usaha pendidikan. Ia juga banyak
mendirikan sekolah-sekolah seperti Gulshan, Victoria masyarakat ilmiah, dan
sekolah Anglo Oriental Muhammadan.Selama itu juga Ia mempelajari sistem
pendidikan Inggris dan mengapresiasi sistem yang diterapkan itu. setelah itu ia
juga membuat SMA MAO dengan pola British Boarding School dan dia juga membuat
sebuah perguruan tinggi diAligarh dan memainkan peran besar dalam
mensejahterakan umat Islam di Asia Selatan.
H. Universitas Muslim
Aligarh
Universitas Muslim Aligarh merupakan
universitas yang paling tinggi kontribusinya terhadap pembangunan bangsa
diantara universitas-universitas yang ada di India. Universitas Muslim aligarh mempunyai lima
Sekolah Tinggi termasuk satu sekolah bagi siswa berkebutuhan khusus secara
visual dan dua Sekolah Menengah Atas untuk anak laki-laki dan perempuan. Universitas ini juga memiliki lebih dari 30000
siswa sekitar 1400 guru dan 6000 staf dan guru di daftarnya. Universitas Islam aligarh memiliki 12
fakultas yang terdiri dari spektrum yang luas dari berbagai disiplin ilmu dan
18 Kedung kediaman dengan 73 asrama. Universitas ini menawarkan 325 program
studi.[23]
Sebuah universitas tentunya menjadi batu
loncatan bagi para akademisi dan intelektualitas untuk bangkit and intellectual
suatu bangsa. Dengan adanya Universitas
Muslim aligarh ini dapat terciptanya produk dari usaha umat Islam sendiri dan
usaha dari pihak lain dan tentunya juga mungkin mengklaim bahwa kemerdekaan
negara berdaulat Pakistan lahir di Universitas ini.
I. Perguruan Tinggi
Perempuan
Setelah mendirikan muhammadan Anglo oriental
college Sayyid Ahmad Khan dan rekan-rekannya di universitas aligarh mulai
menyadari perlunya pendidikan untuk perempuan. dengan diadakannya sidang eksekutif tahunan
konferensi pendidikan Islam yang diadakan di Aligarh. maka dibuatlah gagasan
untuk memulai sekolah sekolah anak perempuan di semua ibukota negara. Disepakati bahwa ulama akan berkonsultasi
dalam mengembangkan kurikulum sekolah dalam mata pelajaran ilmu modern dan ilmu
sosial yang akan dimasukkan juga di dalam silabus.
Dengan kepemimpinan Syekh Abdullah membentuk
gerakan pendidikan perempuan dan memainkan peran yang sangat penting bagi masa
depan pendidikan perempuan di India.
Banyak tantangan yang dihadapi dari lapisan masyarakat tetapi Dengan
semangatnya dan komitmen yang tinggi akhirnyai terbayar dan berhasil untukl
memulai sekolah anak perempuan dengan 5 siswa dan 1 guru di sebuah fasilitas
yang di sewa di kota Aligarh.
Saat ini total sekitar 2699 siswa yang
terdaftar di perguruan tinggi perempuan. Dan perguruan tinggi ini memiliki
alumni-alumni yang sejajar dengan sesama alumni Universitas mereka di semua
lapisan bidang pendidikan olahraga dan tradisi hidup yang ada di Universitas
Muslim Aligarh. Ada daftar panjang
alumni terkemuka yang lulus dari perguruan tinggi perempuan ini Dan memiliki
reputasi yang relavan di kehidupan mereka.
Alumni alumni ini juga bergabung dengan sastrawan terkemuka yaitu seorang penulis, pembuat sketsa biografi,
artis pelukis terkenal, seorang aktris terkenal dan penulis bahasa Hindi yang
juga tergabung dalam satu kelompok alumni yang sama.[24]
J. Anjuman-i-himayat-i- Islam
Tidak semua tujuan yang dilakukan oleh Sayyid
Ahmad Khan beserta pengikutnya dapat tercapai dan dampak dari gerakan aligarh
ini juga tidak boleh diabaikan. Asosiasi dan lembaga pendidikan Islam di
seluruh dunia mendirikan sebuah perkumpulan untuk pendidikan barat bagi pemuda
Muslim salah satunya muslim di Punjab yang memiliki Pemikiran yang sangat
terbuka dalam program Reformasi dan modernisasi. kaum muslim ini menyambut
hangat kebijakannya menghadapi Inggris mereka mengikuti rekomendasi dari
Inggris untuk mendirikan perguruan tinggi untuk pendidikan barat dan mengirim
lebih banyak siswa ke Universitas Muslim aligarh dari berbagai provinsi yang
ada di India. Di bawah pengaruh kongres pendidikan Muhammadan Anjuman-i-himayat-i-islamyang merupakan
organisasi Islam yang kuat dan berpengaruh juga didirikan di Lahore. Organisasi
ini tidak hanya mendirikan sebuah perguruan tinggi untuk pendidikan barat bagi
anak laki-laki tetapi juga mengembangkan kegiatannya untuk pendidikan
perempuan.[25]
K. Universitas Osmania Hyderabad
Setelah suksesnya kemunculan Universitas
Muslim aligarh, maka didirikan kembali
sebuah universitas osmania yang ada di Hyderabad. Universitas ini juga mendapat dukungan yang
besar Dalam pengajaran dan ilmu pengetahuan. Osmania lebih awal memulai nya
dengan perguruan tinggi kedokteran dan teknik dengan skala yang tinggi tetapi
berbeda dengan universitas aligarh yang terlambat dalam mendirikan perguruan
tinggi kedokteran. Universitas osmania ini juga didukung oleh pemimpin seperti
Sayyid Ahmad Khan yang bernama Sir Ros masuk
yang bekerja sebagai Direktur pendidikan dI Hyderabad serta menata ulang
sistem pendidikan dalam memenuhi kebutuhan mendesak di masa itu.[26]
L. Universitas
Islamia Peshawar
Universitas Islamiah peshawar merupakan
universitas yang terkenal karena cara pandangnya yang kaku dan Ortodok. Universitas ini juga didirikan oleh Sayyid
Ahmad Khan seorang muslim sejati yang sangat mencintai rakyatnya dan tidak
kenal lelah melayani mereka. Gagasan tentang Darul Ul-ulum atau rumah belajar
untuk warga muslim perbatasan dirancang oleh Ustad Abdul qoyyum Khan dan teman
Inggrisnya Sir George Olaf Roos-Keppelin. Roos Keppel melakukan kunjungan resminya
ke SMA Islamiah Peshawar dan diterima oleh sekumpulan muslim terkemuka disana
mereka menekankan perlunya pendidikan tinggi di daerah terbelakang wilayah Pathan.[27]
M. Jamia Millia Islamia
Merupakan sebuah institusi yang semula didirikan
di aligarh pada tahun 1920 dan memiliki sejarah pertumbuhan zamia dari
institusi kecil menjadi universitas pusat yang terletak di New Delhi. Universitas ini memiliki kisah antusiasme ya
Kinan dan Ilham dari seseorang yang bekerja melawan segala rintangan dan
melihatnya tumbuh selangkah demi selangkah.
N. Relevansi pemikiran Sayyid Ahmad Khan
terhadap pendidikan Islam kontemporer
Gagasan Sayyid Ahmad Khan dalam pembaharuan
pendidikan bagi umat Islam di India telah memberikan gambaran dan arah yang
sangat penting untuk terbukanya pemikiran umat Islam pada masa kini terutama di
Indonesia tentang bagaimana Pentingnya kegiatan kegiatan ilmiah agar para
akademisi terus menggali, meneliti, mencari, mengkaji secara terus menerus dan
berkelanjutan dalam upaya menemukan platform yang paling tepat dan sesuai untuk
kondisi lembaga pendidikan Islam di Indonesia di era global saat ini. Dasar
dari perubahan ini dasar dari perubahan ini terdiri dari seluruh aspek,
unsur-unsur dan komponen-komponen yang ada di lembaga pendidikan tinggi islam
di indonesia dan peran pemimpin menjadi sangat penting untuk pembaharuan
ini.
Gagasan-gagasan yang telah dibuat oleh Sayyid
Ahmad Khan di masanya sangat sangat ideal diterapkan terutama bagi perbaikan
pola pikir masyarakat Islam agar tidak menutup diri dan menaruh curiga atas
usaha-usaha kerjasama yang hendak dan sedang dilakukan Demi kemajuan dalam
bidang pendidikan Islam itu sendiri. Karena umat Islam dalam hal pendidikan sangat
jauh Tertinggal dibandingkan dengan pendidikan yang ada di barat. Walaupun orang Barat atau orang asing dalam
hal pendidikan menguasai berbagai bidang kehidupan di nusantara ini dengan
cara-cara yang tidak dibenarkan namun semua kemajuan dan kesejahteraan yang
mereka miliki adalah karena pengetahuan, pengalaman praktis dan hasil dari
sistem pendidikan yang mereka anut. Sebaliknya dengan logika yang sama seharusnya
para Pimpinan lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia harus banyak
belajar dan memperbaiki sistem pendidikannya terutama dari sistem pendidikan
negara lain yang telah maju.
Disini kita dapat melihat dari beberapa
gagasan Sayyid Ahmad Khan bahwasanya beliau adalah seseorang yang berpandangan
bahwa seorang muslim seharusnya berteman dengan bangsa asing jika mereka ingin memperoleh kembali hak-hak
mereka. Untuk mencapai hal itu iya melakukan banyak hal Untuk menyakinkan
Inggris bahwa muslim tidaklah menentang mereka. Selain itu Sayyid Ahmad Khan
meminta umat Islam untuk mengurangi partisipasi politiknya sehingga mereka
lebih fokus dalam menganyam pendidikan yang modern.
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan memberikan
peluang bagi umat Islam modern untuk memikirkan serta membandingkan
persoalan-persoalan yang dihadapi di massanya dengan apa yang terjadi terhadap
pendidikan kontemporer. Umat Islam di
Indonesia dapat bangkit kembali selama menyempatkan diri mereka untuk mengubah
perilaku dan pola pikir. Perilaku itu terkait dengan gaya hidup yang cenderung
statis dan tidak dinamis serta masih menutup diri dan seringkali menghindar
akan hadirnya perubahan-perubahan. Disamping itu Sayyid Ahmad Khan melihat
pendidikan Hindu yang ada di India bukan
serta merta karena terjadi begitu saja melainkan orang-orang Hindu adalah
orang-orang yang mau belajar dengan menggunakan pola pendidikan modern Inggris
terbuka dan mau berteman dengan orang-orang asing mau mempelajari dan menguasai
bahasa asing hindu yang ada di india bukan serta merta karena terjadi begitu
saja melainkan orang-orang hindu adalah orang-orang yang mau belajar dengan
menggunakan pola pendidikan modern inggris terbuka dan mau berteman dengan
orang-orang asing mau mempelajari dan menguasai bahasa asing sehingga
pemerintah inggris lebih senang menjadikan mereka pegawai pemerintahan
dibandingkan muslim yang ada di india di mana pendidikan mereka dikenal sangat
konservatif dengan pola pendidikan yang masih ortodok sekali itu. Merosotnya pendidikan kaum muslim yang ada di
India karena mereka tidak dipersiapkan untuk belajar bahasa Inggris, sehingga kondisi sosial ekonomi dan politik
Mereka pun memburuk dan mengakibatkan mereka kehilangan kekuatan, kemuliaan dan
ciri khas mereka sendiri sebagai suatu bangsa.
Perbandingan dalam pendidikan itu juga
idealnya perlu dipikirkan bersama untuk memperbaiki kondisi pendidikan Islam di
Indonesia saat ini. Perlunya keterbukaan terhadap hal-hal baru tanpa
mengesampingkan norma norma dan prinsip hidup umat muslim, mencari dan memiliki akses seluas-luasnya
terhadap lingkup pendidikan di dunia modern dan mengupayakan kerjasama yang
memiliki manfaat bagi pengembangan dan pemberdayaan pendidikan Islam di
Indonesia dan perlunya menyegerakan upaya penggabungan kurikulum agama
kurikulum umum dansistem pendidikan modern dari barat.[28]
SIMPULAN
Sayyid Ahmad Khan adalah salah seorang
tokoh pembaharuan pemikiran Islam pada Abad ke-18 di India. Dia mempunyai kreatifitas intelektual yang tinggi, luas dan ikut memperkaya khazanah intelektual Islam. Pemikiran Sayyid Ahmad Khan dalam
aspek pendidikan
muncul
dalam bentuk menyatukan sistem pendidikan
modern dengan ajaran Islam.
Sedangkan
dalam bidang pendidikan Sayyid Ahmad Khan termasuk salah seorang yang memiliki
jasa besar terhadap bahasa Urdu. Ia juga menanamkan pengetahuan barat bagi
siswa serta tetap mengingatkan mereka akan warisan dan budaya Islam. Dengan
munculnya modernisasi Islam mempengaruhi perkembangan sikap dan pendekatan komunitas
Muslim terhadap Barat.
Sebagai
muslim India pertama, ia memberikan orientasi penyegaran Islam dan bekerja
keras untuk membentuk generasi yang mempunyai intelektual melalui gerakan
Aligarh untuk itu ia mendirikan Sekolah Muhammadan Anglo Oriental
College (MAOC) di India, karena dalam visinya menekankan
perlunya reformasi pendidikan yang menggabungkan kurikulum modern, disahkannya
perubahan hukum dan sosial serta kontribusi terhadap pembentukan gerakan kemerdekaan
anti-kolonial.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., 1970, Islamic Modernism in India and Pakistan
1857-1947(New York: Oxford University
Press)
Ahmad,
Syed Sami, 2002, Sir Syed Ahmad Khan the
Saviour of Muslim India (Karachi: Royal Book
Company)
Al Biruni, A.H., 1950, Makers of Pakistan and Modern Muslim India
(Lahore: Sheikh M. Ashraf)
Al Rasyidin, 2016, Falsafah Pendidikan Islam : Menguak
Nilai-nilai Pendidikan dalam Tradisi Islam,
(Medan: Perdana Publishing)
Ali,
Fayyaz, Shahzada, Gulap dan Faqir, Khan, 2011, The Legacy of Sir Syed Ahmad Khan in the Field of
Education, (Mediteeanean: Journal of
Social Science, Vol. 2, No. 3)
Asmuni, Yusran, 1995, Pengantar Studi Pemikiran dan
Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada,)
Baha, Lal, 1978,
“N.W.F.P. Administration undre British Rule 1901-1919, “in National Commission
on
Historical and Cultural Research Islamabad
Barbara, M.D, 1982, Islamic Revival in British India: Deoband,
1860-1900, (Karachi: Royal Book
Company)
Copra, P.N.,1988, Indian Muslims in Freedom Struggle (New
Delhi: Criterion Publications)
Dar, B.A., 1957, Religious Thought of Sayyid Ahmad Khan
(Lahore: Institute of Islamic Culture)
Gale, Thompson, 2004, Encyclopedia of Islam and the Muslim World
Glasse, Cyril, 2001, The New Encyclopedia of Islam, (Altamira
Press)
Hafeez, 1980, Moslem Nationalism in India and Pakistan
(Lahore: People’s Publishing House)
Hamid, Abdul, 2010, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka
Setia)
Low, S., 1906,a Vision of India (London: Smith &
Elder)
Malik, H, 1963, Moslem Nationalism in India and Pakistan
(Washington DC, USA)
Sani, Abdul, 1998, Lintasan Sejarah Pemikiran
Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta : PT
Grafindo Persada)
Suhami,et.al,SejarahDunia,(Bukit Tinggi:NV.Kejora,1974),Jilid.III
Troll, C.W., 1978, Sayyid Ahmad Khan: a Reintepretation of Muslim Theology (New Delhi:
Vikas
Publishing House)
Qureshi, I.H., 1967, a Short History of Pakistan (Pakistan:
University of Karachi)
[1] Cyril Glasse, The New Encyclopedia of Islam, (Altamira
Press, 2001), h. 23
[2] Thompson Gale, Encyclopedia of Islam and the Muslim World
(2004), h. 217. Lihat: Al Rasyidin, Falsafah
Pendidikan Islam : Menguak Nilai-nilai Pendidikan dalam Tradisi Islam,
(Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 215
[3] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 215
[4] Ibid, h. 216
[5] Ibid, h. 216
[6] Ibid, h. 216
[7]
http://storyofpakistan.com/sir-syed-ahmad-khan
[8] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 217
[9] M.D Barbara, Islamic Revival in British India: Deoband,
1860-1900, (Karachi: Royal Book Company, 1982), h. 317-318
[10] A. Ahmad, Islamic Modernism in India and Pakistan
1857-1947 (New York: Oxford
University Press, 1970), h. 37
[11] A.H. Albiruni, Makers of Pakistan and Modern Muslim India (Lahore: Sheikh M.
Ashraf, 1950), h. 12-13
[12] C.W. Troll,
Sayyid Ahmad Khan: a Reintepretation of Muslim Theology (New Delhi: Vikas
Publishing House, 1978), h. 18,19,26,257.
[13]S. Low, a Vision of India (London: Smith & Elder,
1906), h. 282
[14] B.A. Dar, Religious Thought of Sayyid Ahmad Khan
(Lahore: Institute of Islamic Culture, 1957), h. 113,247,248,264
[15] H Malik, Moslem Nationalism in India and Pakistan
(Washington DC, USA, 1963).
[16] Fayyaz Ali, Gulap
Shahzada dan Khan Faqir, The Legacy of
Sir Syed Ahmad Khan in the Field of Education, (Mediteeanean: Journal of
Social Science, Vol. 2, No. 3, September 2011), h. 509
[17] Fazale Kareem Publisher, Sir Syed Ahmad Khan Reformer and First Protagonist
of Muslim Nationalism, in Composing Centre Karachi, 1972
[18] Ibid
[19]Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam,Ibid, h.
222-223
[20] I.H. Qureshi, a Short History of Pakistan (Pakistan:
University of Karachi, 1967)
[21] P.N. Copra, Indian Muslims in Freedom Struggle (New
Delhi: Criterion Publications, 1988), h. 190-197
[22] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 224
[23] Syed Sami Ahmad, Sir Syed Ahmad Khan the Saviour of Muslim
India (Karachi: Royal Book Company, 2002)
[24]Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h. 225-226
[25] Hafeez, Moslem Nationalism in India and Pakistan
(Lahore: People’s Publishing House, 1980), h. 217-218
[26] Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Ibid, h.
226-227
[27] Lal Baha, “N.W.F.P.
Administration undre British Rule 1901-1919, “in National Commission on
Historical and Cultural Research Islamabad, 1978, h. 208
[28]H Malik, Moslem Nationalism in India and Pakistan,
Ibid. Lihat juga: Al Rasyidin, Falsafah
Pendidikan Islam, Ibid, h. 228-230
0 komentar:
Posting Komentar